Pandai Besi tanpa Mesin Modern
SEJUMLAH usaha pandai besi di Krian masih eksis hingga kini. Salah satunya, milik Mursidi di RT 2, RW 1, Desa Sidomulyo. Gayanya sengaja dibuat ’’jadul’’. Mereka mempertahankan teknik pembuatan model lama. Semua serbamanual. Blower atau alat peniup api masih terbuat dari dua tabung yang dipompa dua tangan.
Besi yang memerah setelah dipanggang juga dipukuli secara langsung. Tang...tung...tang...tung. Untuk mempertajam, pekerja masih menggunakan kikir manual. Tidak ada campur tangan mesin modern sama sekali. Begitu sejak berdiri pada 1985.
’’Memang kami pertahankan seperti ini. Biar ada khasnya,’’ kata Mursidi kemarin. Terbukti, selalu ada saja peminat hasil pekerjaannya. ’’Pasti laku, tapi ya tidak tentu banyak sedikitnya, tidak bisa dirata-rata. Kadang, kalau ada yang memborong, ya laku banyak,’’ ucapnya.
Meski kini banyak hasil produksi pabrik dengan harga yang lebih murah, Mursidi tidak khawatir pembelinya kabur. Menurut dia, kualitas hasil produksinya tidak kalah saing. Kuat dan awet. ’’ Yang sudah langganan pasti tahu besi dan bajanya pilihan,’’ kata Mursidi.
’’Arang pembakarannya juga harus dari kayu jati,’’ tambah Satugi, salah satu karyawan Mursidi yang membantu memompa blower. Kalau bukan kayu jati, menurut Satugi, besi dan baja yang dipanaskan tidak akan memerah.
Dalam sehari, Mursidi dan dua karyawannya bisa menyelesaikan rata-rata tiga alat. Baik sabit, cangkul, maupun parang. ’’Itu sudah sama gagangnya, pokoknya sudah siap pakai,’’ ucap Satugi. ’’Kalau membuat pisau ini, butuh waktu sekitar satu setengah jam,’’ tambahnya sambil memukul besi panas yang akan dibuat pisau.
Selain membeli karyanya, banyak pengunjung yang datang untuk belajar. Mereka ingin melihat langsung prosesnya. ’’Ada yang foto-foto juga,’’ tutur Mursidi, lantas tersenyum. Bahkan, mereka pernah kedatangan pengusaha besi dan baja dari Australia. Selama sehari penuh orang tersebut berada di sana. Bahkan, dia ikut memompa blower dan sesekali memukul besi panas.
Kepala Desa (Kades) Sidomulyo Kunadi menuturkan, jika ada tamu atau kunjungan resmi dari luar desa, pasti diajak menyaksikan pembuatan berbagai peralatan dari besi dan baja. ’’Apalagi, lokasinya tidak jauh dari balai desa, hanya sekitar 100 meter ke barat,’’ ucap Kades yang juga ketua Forum Komunikasi Kepala Desa (FKKD) Kecamatan Krian tersebut. (uzi/pri)
MELANGKAH