Jawa Pos

Bazar Kuliner Tropodo Laris Manis

Seluruh desa di Kecamatan Krian yang berjumlah 19 telah resmi bergabung dalam Program Desa Melangkah 2017 pada Jumat (24/3). Mereka berharap potensi desa masing-masing bisa lebih dikenal secara luas.

-

SAAT melintas di Jalan Soenandar Priyo Sudarmo, Desa Tropodo, Kecamatan Krian, kurang lengkap rasanya jika tidak mampir ke bazar kuliner Tropodo. Letaknya tepat di sebelah barat lapangan Desa Tropodo. Memanjang sekitar 50 meter. Berada di lahan seluas 1.000 meter persegi.

Desain bangunan bazar kuliner yang persisnya berlokasi di RT 1, RW 4, Dusun Tropodo, Desa Tropodo, tersebut cukup unik. Sebagian besar terbuat dari bambu yang dipelitur. Dinding pembatasny­a pun dibuat dari bambu. Kesan natural memang sengaja ingin ditampilka­n.

Keberadaan­nya di pinggir lapangan dengan rerumputan hujau yang rapi memunculka­n kesan fresh. Ditambah lagi dengan petak- petak sawah di sekeliling­nya. ”Bazar ini di pinggir jalan, tapi tempat duduk pengunjung menghadap ke lapangan, membelakan­gi jalan. Yang menghadap jalan hanya dapur, biar orang nggak stres melihat lalu lalang orang lewat,” ucap Kepala Desa Tropodo Ismail kemarin (28/3).

Beragam kuliner dijajakan di bazar tersebut. Menu antar satu stan dengan stan yang lain berbeda. Ada sajian makanan prasmanan yang dikelola ibu-ibu Pembinaan Kesejahter­aan Keluarga (PKK) Desa Tropodo, ada juga yang dikelola pemuda Karang Taruna Desa Tropodo. Tak ketinggala­n, stan milik warga. ”Total ada 15 stan besar. Masing-masing stan menyediaka­n banyak makanan,” terang Ismail.

Bazar kuliner itu berdiri tahun lalu. Selain mewadahi potensi warga di bidang bisnis kuliner, hadirnya bazar tersebut sekaligus memberdaya­kan warga. Apalagi, beragam menu yang disajikan merupakan hasil produksi warga Tropodo sendiri. Misalnya, susu sapi murni dan tahu. ”Ini susunya meras sen- diri dari usaha kami di sini. Ada lebih dari 50 sapi,” katanya.

Pengemasan dan pembuatan brand juga dilakukan warga sendiri. ”Ada yang rasa susu murni, ada juga yang sudah ditambahka­n rasa lain seperti stroberi, melon, dan cokelat,” terangnya.

Satu botol hanya dibanderol Rp 5.000.

”Ini juga harganya hanya Rp 5.000,” ucap Ismail, sambil menunjukka­n sepiring tahu yang dijual di sana. Tahu tersebut juga diproduksi di Desa Tropodo. ”Produksi tahu di sini dalam sehari bisa sampai 30 ton,” jelasnya. ”Coba dirasakan, tahunya pasti beda dengan tahu lain. Kami ada resep rahasianya, tapi harus dimakan sewaktu hangat,” ajak Ismail, lantas tersenyum. Ampas dari produksi tahu tersebut tidak dibuang, melainkan digunakan untuk pakan sapi. ”Jadi, muter terus usahanya,” katanya.

Rencananya, bazar kuliner itu dipermanen­kan sebagai salah satu unit usaha dalam Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Tropodo. ”Susunan pengurusny­a sudah ada,” terangnya.

Menurut dia, memberdaya­kan tanah desa untuk usaha bersama warga tersebut lebih menguntung­kan daripada disewakan. Warga juga dapat memetik manfaatnya. ”Apalagi, lokasi di sini juga strategis. Dari Mojokerto dan Surabaya sering ke sini. Dalam sehari, lebih dari 40 pengunjung yang datang,” ujarnya.

Camat Krian Agustin Iriani menilai, potensi yang paling menonjol di Desa Tropodo adalah kuliner. ”Produksi tahunya sudah terkenal. Ditambah bazar kuliner itu jadi lebih lengkap,” jelasnya. Menurut dia, desa-desa lain di kecamatann­ya memiliki potensi dan keunggulan masing-masing. ”Misalnya, usaha suvenir di Desa Sedengan Mijen. Pandai besi juga ada,” pungkas Agustin. (uzi/c21/pri)

 ?? SHELA TAMARA/JAWA POS ?? BERDAYAKAN WARGA: Kades Tropodo Ismail dan Halimah, pemilik stan, menunjukka­n susu murni olahan warga setempat di Bazar Kuliner Tropodo.
SHELA TAMARA/JAWA POS BERDAYAKAN WARGA: Kades Tropodo Ismail dan Halimah, pemilik stan, menunjukka­n susu murni olahan warga setempat di Bazar Kuliner Tropodo.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia