Jawa Pos

Vettel Terbakar Semangat

Di GP Shanghai, Hamilton Adalah Raja

-

SHANGHAI – Seri kedua balap Formula 1 musim 2017 singgah di Shanghai, Tiongkok, akhir pekan ini. Jika pada seri pembuka bintang Mercedes Lewis Hamilton menya lahkan penggunaan ban yang mudah aus atas kekalahann­ya dari Ferrari, di Shanghai tantangann­ya lebih berat. Sebab, di Shanghai Internatio­nal Circuit ban akan bekerja lebih keras.

Begitu lepas dari start, pembalap dihadapkan dengan tikungan 1 yang memiliki tekukan tajam. Di sana pembalap harus menginjak rem dalam-dalam kalau tidak ingin mobilnya bablas melebar dan kehilangan waktu.

Rem tersebut harus dipertahan­kan sampai tikungan 2 sebelum masuk ke tikungan 3. Dua tikungan tersebut akan memakan ban depan bagian kiri dengan rakus. Itu sirkuit berkarakte­r stop-and-go yang membutuhka­n power mesin besar dan akselerasi saat keluar tikungan sangat baik. Ka- rena itu pula, banyak pengamat berani memastikan bahwa kelemahan mesin Honda yang tidak punya power memadai bakal ditelanjan­gi habis-habisan di Shanghai.

Jika sisi kiri ban depan akan tergerus di tikungan 1-2, sisi kanan ban bakal menghadapi tantangan besar di sektor terakhir. Setelah keluar dari tikungan 11, pembalap dihadap- kan pada tikungan menekuk ke kanan dan terus bertahan melewati tikungan 13. Tikungan setengah lingkaran ke kanan tersebut memberikan tekanan kuat kepada sisi kanan ban.

Pada bagian akhir trek, pembalap memasuki trek lurus sepanjang 1,2 kilometer. Itu trek lurus kedua terpanjang setelah Abu Dhabi. Dengan jalur lurus sepanjang itu, pembalap akan menginjak pedal dalam-dalam dalam waktu cukup lama sebelum menghadapi hairpin dan mengerem lagi di tikungan 14.

Pada lomba pembuka di Australia, Mercedes terbukti sudah berhasil mengatasi masalah start. Namun, jagoan Ferrari Sebastian Vettel menunjukka­n bahwa mobilnya bisa diajak berlama-lama mengguna- kan ban yang sudah berumur. Strategi lebih awal yang dilakukan Hamilton pada balapan tersebut dianggap sebagai biang kerok kekalahann­ya di seri Australia. Tetapi, semua itu dibantah bos Mercedes Toto Wolff yang menegaskan bahwa tidak ada urusan kekalahan itu dengan strategi. Sebab, menurut dia, jawabannya sedehana: Ferrari lebih cepat daripada Mercedes.

Hamilton sendiri adalah pembalap tersukses di Shanghai. Pernah menang bersama McLaren pada 2008 dan 2011, kemudian dengan Mercedes pada 2014 dan 2015. Mercedes juga merupakan mesin yang mendominas­i di trek sepanjang 5,4 kilometer tersebut dengan memenangi tujuh di antara sembilan balapan di Shanghai. ’’Kami telah menyelesai­kan pekerjaan rumah dari Melbourne (GP Australia),’’ kata Wolff.

Namun, Ferrari memasuki musim ini dengan modal besar. Mobil bagus yang mendominas­i sesi uji coba pramusim dan pembalap yang haus kemenangan. Paket mobil hebat itu telah melambungk­an kepercayaa­n diri Vettel yang sempat frutrasi karena melakoni musim lalu tanpa satu pun kemenangan. Podium tertinggi di Australia tentu semakin membakar semangat bertarungn­ya di Shanghai. (cak/c4/nur)

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ?? pit stop
pit stop
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia