Kebut Pembangunan Barak Pengungsian
Terkendala Akses Pengiriman Material
PONOROGO – Pengungsi tanah longsor di Dusun Tangkil, Banaran, Pulung, Ponorogo, batal menempati tenda. Tim penanganan bencana mulai mendirikan barak semipermanen Jumat (7/4). Untuk sementara, mereka tetap tinggal di rumah warga yang aman sembari menunggu bangunan jadi. ’’ Targetnya, tiga sampai empat hari ke depan sudah siap,’’ kata Dandim 0802/Ponorogo Letkol Inf Slamet Sarjianto kemarin (8/4).
Slamet menyebutkan, ada dua lokasi untuk barak sementara itu. Lokasi pertama diprediksi bisa menampung sembilan kepala keluarga (KK), sedangkan lokasi kedua untuk 10 KK. Semua menempati lahan warga setempat. Barak itu hanya diperuntukkan pengungsi superprioritas. Yakni, mereka yang kehilangan tempat tinggal dan tidak memiliki kerabat di desa tersebut. ’’Sementara hanya untuk 19 KK pengungsi. Kalau kemudian ada tambahan, akan kami koordinasikan lagi,’’ ungkapnya.
Tim penanganan sulit mendapatkan lahan. Beberapa usulan ditolak lantaran lokasinya cukup rawan. Sejumlah lahan lainnya kurang representatif lantaran miring atau berbatasan dengan jurang. Menurut Slamet, lokasi barak pengungsian cukup aman. ’’Penentuan lokasi sudah berdasar koordinasi dengan satker terkait, termasuk tim ahli bencana,’’ jelasnya.
Rencananya, barak disekat. Ukurannya 4 x 4 meter. Sekat menggunakan kalsiboard, beratap asbes. Lantainya bakal disemen. Di penampungan sementara itu, juga terdapat dapur umum dan sarana MCK. Puluhan personel TNI dikerahkan untuk mengerjakan barak tersebut. Namun, pembangunan terkendala material. Sebab, akses menuju lokasi untuk pengiriman material sulit. ’’Prinsipnya, tenaga sudah siap. Tinggal menunggu materialnya,’’ ujarnya.
Logistik pengungsi dipastikan aman karena bantuan terus mengalir. Bukan hanya bahan makanan, tetapi juga pakaian. Mulai selimut, alas tidur, seragam, alat tulis, hingga keperluan bayi dan perempuan. Bantuan tidak hanya berasal dari masyarakat dan instansi atau organisasi. Pemkab Ponorogo juga mendapat bantuan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). ’’Logistik kami pastikan cukup,’’ kata Lilik Slamet Raharjo, koordinator Posko Logistik Bencana Longsor Pulung.
Lilik mengatakan, bantuan yang datang rata-rata mencapai 50 transaksi sehari. Kebanyakan membawa kebutuhan seharihari. Bantuan uang tunai sudah mulai turun. Sebab, pemkab membuka nomor rekening resmi bantuan. Pihaknya juga langsung mentransfer bantuan uang ke nomor rekening tersebut. ’’Belum kami total secara keseluruhan. Tetapi, untuk barang yang masuk dan keluar, ada catatannya,’’ ujarnya. Dia mengatakan mendapat bantuan uang Rp 88 juta sehari kemarin. (agi/sat/c7/end)