Teknologi Digital Bantu UMKM Luaskan Pasar
PELAKU usaha makanan dan minuman (mamin) skala kecil memang sering terkendala berbagai hal. Masalah teknologi, modal, dan pemasaran modern berbasis IT menjadi tantangan bagi orang-orang yang bergerak di sektor wiraswasta. Terutama tingkat pemula.
Memanfaatkan teknologi seperti aplikasi atau web online diharapkan bisa membantu pelaku bisnis mamin skala Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk meningkatkan pemasaran dan penjualan produknya ke konsumen. Hal itu disampaikan Murpin J. Sembiring, pengamat ekonomi dari Universitas Widya Kartika, Surabaya.
’’Di Jawa Timur ada 4 juta-an pengusaha yang terjun di bisnis UMKM. Mereka semua butuh go online untuk meningkatkan pemasaran dan penjualan produknya,’’ kata Murpin.
Banyak pelaku usaha yang awalnya masih gagap teknologi sehingga tidak mampu memanfaatkan teknologi digital untuk memasarkan secara online. Padahal, melalui teknologi digital yang terhubung dengan internet, pelaku sektor UMKM bisa mempermudah operasional bisnisnya serta memperluas akses pasarnya tanpa ada batasan waktu dan geografis.
Salah satu perusahaan teknologi nasional, GO-JEK, turut membantu memberikan solusi dari tantangan tersebut. Melalui aplikasi, GO-JEK memberikan kesempatan kepada para mitra bisnisnya yang rata-rata pelaku UMKM untuk memperluas pasar.
Karena itu, Murpin yang juga ketua Asosiasi Koperasi Ritel Indonesia (AKRINDO) Jatim mengatakan, pihaknya sangat mendukung kehadiran perusahaan nasional penyedia aplikasi seperti GO-JEK di Surabaya dan Jatim pada umumnya.
’’Saya mendukung sekali adanya aplikasi GO-JEK di sektor UMKM. Keberadaan GO-JEK diharapkan bisa membantu meningkatkan penjualan dan promosi produk UMKM ke masyarakat. Jasa GOJEK juga banyak digunakan sejumlah waralaba populer di Surabaya untuk mengantarkan pesanan,’’ tegas Murpin.
Layanan GO-FOOD dari GO-JEK yang merupakan layanan pesan antar makanan bisa membantu pelaku UMKM di bidang kuliner dalam memperluas pasarnya. Layanan tersebut memudahkan pengguna dalam memesan makanan yang kemudian diantar dengan layanan GO-JEK. Sebagian besar produk makanan yang dipesan pengguna melalui GO-FOOD tidak berasal dari restoran besar, melainkan warung-warung, gerobak, hingga industri rumahan.
Selain itu, masyarakat tidak perlu susahsusah datang ke gerai atau gerobak penjual saat akan belanja. Cukup memesan lewat aplikasi pesan antar GO FOOD, konsumen tinggal menunggu pesanan datang, bisa di rumah atau di kantor. ’’Konsumen dan pedagang sangat dimudahkan dalam bertransaksi. Apalagi, 60 persen makanan yang dipesan berasal dari depot pinggir jalan (PKL),’’ kata Murpin.
GO-JEK dinilai tidak hanya memberikan layanan, tetapi juga literasi mengenai pemanfaatan teknologi digital kepada mitra bisnisnya. Cukup melalui smart
phone, pelaku usaha bisa menjual barang dagangannya secara online yang bisa dilakukan kapan pun dan di mana pun. Hasilnya, omzet dan keuntungan bisnis mereka pun berpeluang meningkat. (swn/c15/wir)