Jalan Raya Betoyo–Manyar Tetap Terancam
Jika Tidak Segera Dibangun Drainase
GRESIK – Pengaspalan Jalan Raya Betoyo–Manyar terus berlangsung. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII sudah masuk proyek long segment yang kontraknya ditandatangani pada Februari lalu. Pembangunan drainase akan menyusul.
Saat ini, pengaspalan tetap dilakukan sesuai rencana. Yaitu, tiga lapis. Untuk lapisan pertama, tebal aspal mencapai 8 sentimeter. Tebal lapisan kedua di atasnya 7 sentimeter. Yang ketiga 5 sentimeter. Jadi, tebal aspal keseluruhan 20 sentimeter.
Kepala Satuan Kerja (Satker) Metropolitan I BBPJN VIII Yudi Widargo menyatakan, pengaspalan itu diharapkan mampu menyelesaikan masalah rusaknya Jalan Raya Betoyo Manyar. Kerusakan jalan sudah diprotes masyarakat berbulan-bulan.
Yudi menambahkan, BBPJN berharap usia (daya tahan) aspal bisa sesuai rencana dan standar. Yaitu, awet sampai sekitar 20 tahun. Namun, standar dan rencana itu tidak selalu tepat. Bahkan, umur aspal bisa tidak sampai 10 tahun atau separonya. Mengapa? Yudi menyebutkan, banyak faktor penyebab kerusakan jalan terjadi lebih cepat. ”Salah satunya, komponen pendukung jalan tidak berfungsi maksimal,’’ katanya.
Menurut Yudi, banyak komponen pendukung agar jalan bisa awet. Misalnya, laju kece- patan kendaraan yang harus ideal. Lalu, drainase sisi kirikanan jalan harus berfungsi. ”Kenyataan di lapangan, dua komponen itu jarang sekali bisa ideal,’’ ucap dia.
Yang paling mencolok, ungkap dia, di Jalan Raya Betoyo Manyar, banyak drainase yang ditutup. Penutupan itu mengakibatkan air tidak bisa mengalir dan tetap di badan jalan. Dia mengaku tidak ingin mempermasalahkan siapa yang menutup drainase tersebut. Yang jelas, fakta itu merupakan bukti bahwa sepanjang jalan pantura tersebut perlu drainase baru.
BBPJN VIII sudah punya rencana tersebut. Yaitu, membangun drainase baru. Namun, rencana itu belum pasti kapan dilaksanakan. Bisa jadi, proyek drainase itu diikutkan pada lelang long
pertengahan 2017. ” Yang pasti tahun ini,’’ ungkap dia.
Sebenarnya, desain drainase tersebut sudah ada. Yudi memerinci, drainase sisi barat jalan selebar 1 meter dengan kedalaman 1 meter. Lalu, sisi timur memiliki lebar 2 meter dengan kedalaman 2 meter. Memang, ada perbedaan ukuran antara dua sisi tersebut. Sebab, pembuangan air dikonsentrasikan ke sisi timur.
Artinya, di sepanjang jalan tersebut akan ada crossing yang menghubungkan drainase barat dan timur. Dengan begitu, drainase sisi barat tetap mampu menampung air meski ukurannya lebih kecil.
Yudi tidak memungkiri drainase merupakan kebutuhan mendesak. Pengaspalan tiga lapis saat ini tidak akan bermanfaat jika drainase tidak berfungsi. Air hujan tidak punya jalur pembuangan. Akibatnya, air menggenang di aspal dan mengganggu kekerasan aspal. Buntutnya, aspal mudah rusak. (riq/c6/roz)