Sediakan Mobil Perpus hingga Pertunjukan Tari Remo
Sosialisasi bisa dilakukan dengan bermacam cara. Selain melalui media massa, sosialisasi bisa lewat pertunjukan rakyat (pertura). Itulah yang kemarin dilakukan Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Pemkot Surabaya.
KEMERIAHAN terlihat sejak kemarin siang (13/4) di Jalan Candisari. Ratusan warga Kecamatan Tambaksari memadati jalan tersebut. Seni tradisional disuguhkan sebagai daya tarik pertura di Pacar Keling. ’’Acara ini kita kemas dengan konsep hiburan untuk menarik masyarakat,” ujar Chosadillia, kepala bidang informasi dan komunikasi publik diskominfo.
Ada 28 stan yang meramaikan pertura. Stan pameran tersebut diisi berbagai dinas dan unit pelayanan di Surabaya. Stan tersebut memberikan pelayanan secara langsung ke masyarakat. ’’Mumpung ada banyak pelayanan yang hadir di sini, masyarakat bisa memanfaatkannya dengan maksimal,” kata Chosadillia.
Berbagai hiburan ditampilkan dalam acara itu. Mulai campursari, lawak, tari remo, dan jaranan. Ada pula perpustakaan yang bisa diakses masyarakat secara gratis. Selain itu, disediakan pusat kuliner dan UKM milik warga Pacar Keling.
Di stan pelayanan pajak, misalnya. Sejak siang stan itu dipadati warga. Layanan jemput bola yang diselenggarakan diskominfo tersebut dinilai sangat tepat untuk memberikan informasi yang merata kepada masyarakat.
Salah seorang yang memanfaatkan layanan itu adalah Sutrisno. Dia memilih layanan PBB keliling. Dia merasa pertunjukan rakyat tersebut bisa menjadi sarana untuk mempermudah akses informasi. ’’Ada pertunjukan rakyat, bayar pajak nggak usah jauh-jauh. Meriah, ada hiburannya juga. Kalau bisa, sering-sering aja,’’ ujarnya. Lain lagi pemandangan di stan milik dinas ketahanan pangan dan pertanian. Warga terlihat antre untuk mendapatkan bibit cabai dan terong. Tidak sampai hitungan jam, 200 bibit cabai dan terong ludes diserbu warga. ’’Lumayan dapat bibit cabai dan terong. Barangkali cabai lagi mahal, bisa dipanen,” kata Sri Rahayu, warga Pacar Keling.
Antusiasme warga juga terlihat di mobil perpustakaan keliling. Mobil tersebut dikerubuti anak-anak. Sebanyak 20–30 anak memenuhi tikar yang sengaja disiapkan untuk tempat lesehan. Petugas perpustakaan juga mengajak anak-anak bercengkerama santai. Pertura diawali dengan pertunjukan
jathilan dan jeplapokan yang berasal dari Kelurahan Pacar Keling. Dilanjutkan pertunjukan campursari dan lawak. Ada pula kompetisi fashion show ibu dan anak. Kekompakan dalam berbusana menjadi poin penting dalam perlombaan itu. Para pemenang mendapat hadiah berupa sepeda angin.
Ada beberapa program pemerintah yang disosialisasikan pemkot dalam event tersebut. Antara lain, sosialisasi tentang kesehatan, izin mendirikan bangunan, pertanahan, dan surat ijo. Ada pula kampanye bahaya narkoba, pelatihan, dan sertifikasi tenaga kerja.
Acara tersebut merupakan upaya pemkot untuk lebih mendekatkan diri dengan masyarakat. Pacar Keling sengaja dipilih karena letaknya cukup strategis. ’’Selanjutnya, saya berharap kelurahan-kelurahan lain juga mendapat giliran,’’ ujar Ridwan Mubarun, camat Tambaksari.
BNN yang juga hadir dalam kesempatan itu menyasar anak-anak dan remaja. Dibina dan diajak foto bersama menjadi cara yang efektif untuk menarik perhatian. Berbagai pernik foto melengkapi gaya mereka ketika berfoto.
Di sebelah utara berjejer stan yang menjual berbagai jenis jajanan. Mulai kue kering, kue basah, hingga minuman dingin. Para penjual itu merupakan warga Pacar Keling. ’’Konsep acara ini memang dari dan untuk warga,’’ ujar Ridwan.
Ada juga dua MC yang berpenampilan seperti tokoh pewayangan Bagong dan Mak Lurik. Mereka memakai baju ngejreng dengan wig warna-warni. Suara gelak tawa sering terdengar karena mereka menyuguhkan banyolanbanyolan segar. (*/c7/c20/oni)