Jawa Pos

Fungsi Ganda Studio Pameran

-

PAWITRA Art Space berfungsi ganda. Tidak hanya sebagai studio buat tiga pemiliknya, Anggi Heru, Agung Prabowo, dan Hafid Ramadhan. Tempat itu juga digunakan untuk ruang pameran dan workshop jika ada pelajar yang singgah. Rumah sederhana yang disulap menjadi galeri seni tersebut merupakan pusat pembelajar­an buat masyarakat sekitar.

Lokasinya tidak di tengah kota, bahkan cenderung terpencil. Tepatnya, Dusun Simo, Desa Kesambi, Porong. Di depan galeri, hamparan ladang tebu menjadi pemandanga­n alam yang menenangka­n. Tak banyak suara bising di rumah bercat abu-abu tersebut.

Kemarin siang (13/4) saat bertandang ke Pawitra Art Space, Agung dan Anggi sedang berbenah. Cat dinding yang awalnya putih bersih berubah menjadi abu-abu monokrom. Paku-paku yang tertancap untuk pameran pekan lalu sudah terlepas rapi. Puluhan lukisan beraliran kontempore­r berukuran 25 x 25 sentimeter masih tercecer di lantai.

Baru saja satu bulan lalu, pameran bertajuk 2525 digelar di galeri tersebut. Puluhan karya dengan ukuran serupa dipamerkan. Karya itu bukan hanya milik Agung, Anggi, dan Hafid. Melainkan juga milik kawan-kawan perupa yang lain. Bahkan, pelajar yang getol berlatih melukis di tempat mereka ikut berpartisi­pasi.

Sejak pembukaan pada awal 2016, tiga sahabat tersebut bermisi menjadikan studio tidak hanya untuk memamerkan karya. Namun, sekaligus tempat belajar buat para siswa. Apalagi, profesi Agung dan Anggi adalah guru seni budaya. ”Masak berkarya buat diri sendiri saja. Ya, kami bagi ilmunya,” ujar Agung yang lulusan Pendidikan Seni Rupa Universita­s Negeri Malang (UM).

Agung, Anggi, dan Hafid adalah teman sekelas di SMAN 1 Porong. Setelah lulus, ketiganya memutuskan masuk jurusan yang sama. Jika Agung di UM, Anggi mengenyam pendidikan di Universita­s Adi Buana Surabaya. Hafid masuk Universita­s Negeri Surabaya (Unesa). ”Alhamdulil­lah, sudah banyak sekolah yang berkunjung ke sini,” tutur Anggi.

Aliran lukisan dan karya seni rupa di Pawitra Art Space cenderung kontempore­r yang digemari banyak kawula muda. Agung misalnya. Karya-karyanya menggunaka­n teknik pop art superflat yang kini booming karena tokoh-tokoh anime Jepang. ”Domainnya di warna yang ngejreng. Tapi, untuk tokoh sendiri, aku selalu sisipkan tokoh dari budaya Jawa,” ujarnya.

Salah satunya, lukisan model gunungan mendominas­i karya yang diberi judul

Sisi Lain. Demikian pula tokoh Gatotkaca yang muncul pada karya berukuran 180 x 160 cm dengan judul Pulau Usang yang super eye-catching. Kesannya minimalis dan kekinian, tapi tetap bermakna.

Anggi lebih menyukai aliran lukisan sketsa dan tipografi atau permainan garis. Tak heran, lukisan besar bergambar kupu-kupu biru terpampang di sketsa dengan permainan garis lengkung yang apik. Selain itu, strip line dia tekuni untuk membuat seni rupa bermotif rumit. (via/c6/dio)

 ?? HANUNG HAMBARA/JAWA POS ?? Jawa Pos SISIPKAN BUDAYA JAWA: Agung Prabowo (kiri) menjelaska­n lukisan dengan teknik pop art super flat yang berjudul ”Sisi Lain” di Pawitra Art Space, Porong, kemarin.
HANUNG HAMBARA/JAWA POS Jawa Pos SISIPKAN BUDAYA JAWA: Agung Prabowo (kiri) menjelaska­n lukisan dengan teknik pop art super flat yang berjudul ”Sisi Lain” di Pawitra Art Space, Porong, kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia