Jawa Pos

Kenalkan Budaya ke Negeri Jiran

-

SIDOARJO – Tiga siswa SD Muhammadiy­ah 1 Krian berkesempa­tan mengikuti program student immersion di Malaysia dan Thailand. Mereka adalah Sultan Alief Caesar dari kelas IV, Ahmad Latief Firdasy dari kelas IV, dan Salsabila Nasywa Caesar dari kelas V. Ketiganya berangkat Minggu lalu (9/4) untuk mengikuti berbagai kegiatan selama sepekan.

Student immersion merupakan program penguatan pendidikan karakter. Mereka berbagi pengalaman dan belajar bersama tentang karakter yang jadi unggulan. Di antaranya, gotong royong, kerja sama, toleransi, kedisiplin­an, serta cinta bahasa dan budaya. ’’Di Malaysia, mereka akan mengunjung­i Sekolah Rendah Islam Al-Amin Wangsa Melawati Kuala Lumpur,’’ kata Kepala SD Muhammadiy­ah 1 Krian Pristiandi Teguh Cahya.

Pria yang akrab disapa Andi itu menyatakan, progam tersebut sekaligus menjadi kegiatan pertukaran budaya. Karena itu, tiga siswa SD Muhammadiy­ah 1 Krian tersebut dituntut memahami budaya Indonesia. Mulai tarian, lagu daerah, hingga permainan tradisiona­l. Mereka bakal menampilka­n budaya Indonesia. ’’Memang, tujuan utamanya adalah memperkena­lkan budaya. Nanti dikemas dengan seni dan olahraga, juga ada kompetisin­ya,’’ tuturnya.

Andi menyebutka­n, dengan kegiatan itu, diharapkan karakter siswa terbangun. Sebab, mereka harus belajar bekerja sama, saling mengenal, dan merasakan pengalaman hidup di negara lain. ’’Sudah pasti mereka juga mempelajar­i bahasa,’’ ucapnya.

Mereka akan mengikuti kegiatan belajar-mengajar di dua negara tersebut. Hal itu menjadi pengalaman tersendiri. Para siswa bisa mengadopsi serta menerapkan sistem belajar yang tidak ada di Indonesia. ’’Nanti mereka (pelajar Malaysia dan Thailand) juga datang ke sini, gantian melihat pembelajar­an di sini,’’ jelas Andi.

Begitu kembali ke Indonesia, tiga siswa tersebut bakal berbagi pengalaman dengan teman-teman di sekolah. Hal itu menjadi kegiatan wajib bagi anak didik yang telah mendapat pengalaman baru. ’’Jadi, ilmu mereka lebih bermanfaat dan tidak terputus karena disebarkan kepada rekan lainnya,’’ imbuhnya.

Misalnya, siswa yang pulang nanti bisa menampilka­n percakapan beberapa kalimat dengan menggunaka­n bahasa Malaysia. Mereka juga bisa menjelaska­n pengalaman saat tinggal sehari-hari di sana, namun selain di lingkungan sekolah. Seperti mereka mendeskrip­sikan suasana pasar di sana saat mereka belanja, bagaimana keramahan orang-orangnya, juga oleh-oleh apa saja yang biasanya dipilih pengunjung saat berada di sana.

“Tiap ada kompetisi atau kesempatan belajar di luar negeri, dari pihak sekolah sangat mendukung, mengusahak­an betul,” tambah Andi. Sebab, dengan banyak mengenal dunia luar, mental anak juga terlatih. Mereka tahu rasanya jauh dari orang tua, rasanya harus mengatur waktu, rasanya mengenal orang baru dan budaya baru. ( uzi/c18/dio)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia