Harga BBM-Elpiji Dievaluasi
JAKARTA – Pengendalian inflasi sesuai target di APBN 4 persen menjadi fokus pemerintah dan Bank Indonesia (BI). Untuk mencegah target inflasi meleset, pemerintah dan BI berupaya mengantisipasi tekanan dari harga-harga yang dikendalikan pemerintah (
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo menuturkan, inflasi dari kelompok harga barang bergejolak ( volatile food) hingga Maret berada di level 2,89 persen dibanding Maret tahun lalu. Angka itu masih di bawah target inflasi 4 persen plus minus 1 persen.
”Kalau sekarang volatile food sampai Maret year on year 2,89 persen. Kami harapkan bisa terjaga di bawah 4 sampai 5 persen,’’ tutur Agus.
Apabila inflasi volatile food dapat terus dikendalikan, pemerintah bisa lebih leluasa menyesuaikan harga barang atau jasa yang termasuk kategori administered prices. Terutama tarif listrik dan harga bahan bakar minyak (BBM).
”Kami akan berbicara dengan menteri ESDM karena di Kementerian ESDM ada rencana untuk menyesuaikan BBM atau elpiji,’’ terangnya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan tidak secara terang menyatakan rencana kenaikan harga BBM atau elpiji. Namun, mantan menteri perhubungan itu menegaskan bahwa harga BBM dan tarif listrik dipastikan tidak naik hingga pertengahan tahun ini.
”Kami sedang membuat kalkulasi, analisis, seperti apa kombinasi yang optimal mengenai hal ini. Belum selesai betul,’’ ujar Jonan pada Kamis malam (13/4).
Menko Perekonomian Darmin Nasution menilai, inflasi masih cenderung stabil. Terutama berkat deflasi 0,02 persen pada Maret lalu. Karena itu, pemerintah akan tetap fokus melihat dampak berbagai komponen bagi inflasi, terutama menjelang Ramadan pada 20 Mei mendatang.
Kepala Badan Pusat Statistik Suharyanto menilai, tekanan inflasi yang bersumber dari pangan masih stabil. Dia berharap berbagai indikator tetap stabil dalam dua minggu ke depan sehingga inflasi pada April tetap terkendali. (dee/c21/noe)