Jawa Pos

Turki Terbagi, Kubu Yes dan No Sama Kuat

Jelang Referendum Kekuasaan Erdogan

-

ANKARA – Besok adalah hari penentuan nasib bagi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Sekitar 55,3 juta warga yang mempunyai hak suara akan memilih menerima ataukah menolak referendum konstitusi yang diusulkann­ya. Yaitu, mengubah sistem konstitusi dari parlemente­r ke presidensi­al. Dengan perubahan konstitusi tersebut, Erdogan memiliki kuasa yang lebih besar untuk menentukan nasib Turki pada masa mendatang.

Ada 18 poin di dalam konstitusi yang bakal diubah. Salah satunya, pemilu parlemen berubah menjadi setiap lima tahun sekali bersamaan dengan pemilu pre- siden. Sebelumnya, pemilu parlemen dilaksanak­an setiap empat tahun sekali. Jumlah anggota parlemen ditambah, sedangkan usia untuk menjadi wakil rakyat diturunkan dari 25 tahun menjadi 18 tahun.

Erdogan juga akan memiliki kuasa lebih besar jika sistem presidensi­al disetujui. Kantor perdana menteri bakal dibubarkan. Erdogan juga bisa mendeklara­sikan status darurat negara tanpa persetujua­n kabinet. Draf bujet negara yang sebelumnya dirancang parlemen juga akan beralih ke presiden. Politikus 63 tahun itu pun bisa memperpanj­ang masa berkuasany­a hingga 2029. Jumlah penduduk yang prokontra hampir setara.

”Jika kubu Yes menang, kita bakal menghadapi kerusuhan. Dia (Erdogan, Red) akan menjadi presiden bagi separo penduduk di negara ini saja,” ujar Nurten Kayacan. Ibu rumah tangga 61 tahun itu ikut dalam kampanye penolakan referendum di pelabuhan feri Istanbul kemarin (14/4).

Berdasar hasil polling sementara, perbedaan antara yang memilih Yes dan No sangat tipis. Lembaga survei Konda menyebutka­n bahwa 51,5 persen penduduk setuju dan sisanya menolak. Margin of error dalam survei itu cukup tinggi, sekitar 2,4 persen. Konda mewawancar­ai secara langsung 3.462 orang dari 30 provinsi di Turki. Pengambila­n sampel dilakukan pada 7–9 April lalu.

”Hasil polling juga menunjukka­n 90 persen penduduk akan memberikan suaranya.” Demikian pernyataan Konda pada Kamis (13/4). Jumlah pemilih yang belum memutuskan pilihan menurun kalau dibandingk­an dengan survei serupa pada Januari lalu. Yakni, dari 20 persen kini menjadi 9 persen saja.

Hasil polling Gezici Research Agency hampir serupa. Yang mendukung perubahan pada konstitusi mencapai 51,3 persen dan menolak 48 persen. Gezici mengambil sampel 1.400 orang di 10 provinsi pada 8–9 April lalu. Persentase pemilih yang belum menentukan sikap adalah 9,9 persen. Jumlah yang mendukung referendum menurun dari survei serupa yang dilakukan pada awal April. Saat itu dukungan penduduk mencapai 53,3 persen.

”Pemilih yang belum menentukan pilihannya ini memegang kunci hasil referendum nanti,” kata Kepala Gezici Research Agency Murat Gezici. Dia menuturkan, mendekati hari H pemungutan suara, orang sangat berhati-hati menunjukka­n pilihan.

Sementara itu, sembilan lembaga survei lainnya yang diratarata kantor berita Reuters menunjukka­n bahwa 50,9 persen memilih mendukung Erdogan dengan referendum­nya.

Di tempat terpisah, warga Turki di luar negeri memberikan suaranya sejak akhir Maret lalu. Waktu pemungutan suara di setiap negara berbeda-beda. Yang jelas, besok adalah waktu terakhir untuk memberikan suara, baik di dalam maupun luar negeri. Sebanyak 1,3 juta suara diaspora dari negara-negara Eropa telah tiba di Ankara. (AFP/Reuters/ sha/c14/any)

 ??  ?? DITENTUKAN BESOK: Pendukung Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam kampanye menjelang pemungutan suara untuk menentukan perubahan konstitusi yang akan memperbesa­r kekuasaan Erdogan.
DITENTUKAN BESOK: Pendukung Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam kampanye menjelang pemungutan suara untuk menentukan perubahan konstitusi yang akan memperbesa­r kekuasaan Erdogan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia