Berharap Tidak Hanya Perbaiki Tiang Jembatan
KEDIRI – Perbaikan jembatan di Desa Tambibendo, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, mulai dikerjakan. Kemarin (14/4) satu unit ekskavator diturunkan untuk melokalisasi pilar penyangga yang bergeser.
Setidaknya ada enam pekerja yang berjibaku untuk mengatur posisi tiang jembatan rusak itu. Keberadaan pekerja membuat warga antusias untuk menonton. Mereka berharap, jembatan bisa segera diperbaiki dan tidak membahayakan.
Edy, 49, warga desa setempat, mengatakan bahwa jika jembatan itu putus seperti terjadi di Desa Ngadi, Mojo, sebelas desa akan terdampak. Belasan desa tersebut terancam terisolasi. Selain itu, wilayah tersebut bakal sulit dijangkau
dengan menggunakan kendaraan roda empat.
’’Syukurlah, jembatan sudah bisa dikerjakan. Semoga tidak ada kendala,’’ katanya kepada Jawa Pos Radar Kediri. Edy mengharapkan tidak hanya tiang jembatan yang diperbaiki, namun juga plengsengan yang sejak lama ambrol karena diterjang banjir.
Pemkab Kediri yang mengetahui tiang penyangga jembatan rusak karena terjangan arus Sungai Bruni sudah melakukan mitigasi. Kemarin pihak pemkab sudah melakukan eksekusi untuk perbaikan agar jembatan tidak ambles seperti jembatan di Desa Ngadi.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri Randy Agatha Satria menambahkan, pembangunan jembatan Tambibendo saat ini dikerjakan dinas pekerjaan umum dan penataan ruang (DPUPR).
Hanya, pembangunan itu memang menggunakan dana bencana atau belanja tidak terduga (BTT). Besarannya sekitar Rp 350 juta yang hanya digunakan untuk perbaikan atau menangani kondisi darurat. ’’Ini sifatnya mengantisipasi agar jembatan tidak roboh atau mengalami kerusakan lebih parah yang merugikan masyarakat luas,’’ bebernya.
Demi membangun jembatan tersebut, Randy juga mengimbau warga yang berjaga di dua sisi jembatan benar-benar ikut membantu. Yakni, dengan tidak membiarkan kendaraan berkapasitas muatan lebih dari 2 ton melintas. (rq/ndr/ c4/diq)