Jawa Pos

Tradisi Telah Berusia Ratusan Tahun

-

Yakni, Jumat Agung yang memperinga­ti wafatnya Yesus di kayu salib. Sejak pukul 05.00 Wita, ribuan peziarah berbaju hitam sudah berjejer di Kapel (gereja kecil) Tuan Ana. Salah satu tujuan peziarah adalah mencium kain peti jenazah yang berisi barangbara­ng yang mengingatk­an akan penderitaa­n Yesus. Data dari pihak gereja menyebutka­n, lebih dari 7 ribu peziarah bergabung dalam prosesi di Larantuka.

Pemandanga­n antrean para peziarah juga didapati di Kapel Tuan Ma yang jaraknya hanya sekitar 200 meter dari Kapel Ana. Di Kapel Tuan Ma, para peziarah mengantre untuk mencium patung Maria Dolorosa (Bunda Maria Berdukacit­a).

Sejatinya, peziarah mulai berdatanga­n pada Rabu siang (12/4). Saat itu Don Andre III Mathinus Diaz Vieira de Godhinho (DVG) yang merupakan raja Larantuka membuka pintu di Kapel Tuan Ma. Sementara itu, Kapel Tuan Ana dibuka tetua dari suku Biantaran De Rosari yang merupakan keturunan Ama Kelen atau raja kedua.

Keluarga raja memang diberi keistimewa­an untuk melakukan prosesi cium kain peti dan patung Maria Dolorosa di dua kapel itu. Setelah keluarga kerajaan menyelesai­kan prosesi tersebut, barulah para peziarah bisa mencium kedua barang yang dianggap sakral itu.

”Semana Santa merupakan tradisi tahunan yang dihelat saat Paskah,” ujar Raja Larantuka Don Andre III Mathinus Diaz Vieira de Godhinho. Tradisi tersebut, menurut dia, ada sejak 500 tahun lalu. Bermula dari penemuan patung Bunda Maria di Pantai Larantuka. ”Sebelum mengenal Katolik, patung tersebut dikira dewi,” imbuhnya.

Aktivitas di Katedral Reinha Rosari Larantuka juga tak kalah seru. Para jemaat datang untuk mengikuti penutupan Adorasi Sakramen Mahakudus (menyembah Tuhan dalam rupa hosti). Kemudian dilanjutka­n dengan prosesi Jalan Salib. Bagi umat Katolik, Jalan Salib adalah prosesi memperinga­ti perjalanan Yesus diadili hingga wafat di kayu salib.

Di tempat lain, yakni di Kapel Tuan Menino, perayaan Jumat Agung juga tak kalah seru. Kapel yang berada 2 kilometer sebelah barat katedral itu menyimpan patung Yesus sewaktu masih bayi atau yang disebut Tuan Menino. Bagi jemaat di sana, Tuan Menino sangat sakral.

Yang paling ditunggu di Kapel Tuan Menino saat Paskah adalah prosesi laut, yakni mengantark­an Tuan Menino melalui Selat Gonzalo. Patung tersebut diantarkan ke Pantai Kuce. Tidak berhenti di sana, Tuan Menino dibopong ke pohon sirih.

Prosesi laut cukup lama. Walaupun berjarak tak lebih dari 3 kilometer, para pengantar patung Tuan Menino harus menempuh waktu sekitar 1,5 jam. Mereka menggunaka­n perahu tradisiona­l yang masih menggunaka­n dayung.

Satu perahu berukuran 5 meter berwarna hitam dan memiliki atap rumbia di tengahnya digunakan untuk mengantar Tuan Menino. Di kanan dan kirinya ada juga lima perahu dayung tanpa atap rumbia yang lebih kecil, berukuran panjang 3 meter. Di belakangny­a perahu maupun kapal yang berisi para peziarah ikut. Tidak ada yang boleh mendahului jalannya perahu Tuan Menino.

Prosesi Semana Santa tidak hanya terdapat di Larantuka. Ada juga di Adonara, pulau yang berada di Kecamatan Larantuka. Biasanya para peziarah juga mengunjung­i patung Yesus di Kapel Senhor yang berada di Kampung Wureh. Di kapel yang juga terkenal dengan sebutan Kapel Tuan Berdiri itu terdapat patung Yesus setinggi 3 meter.

Bagi yang baru pertama datang, perasaan takut biasanya menyergap. Sebab, patung tersebut menggambar­kan Yesus yang di mukanya ada tetesan darah. Konon, patung itu berumur sama dengan patung Tuan Ma di Larantuka. Sekitar 500 tahun.

Pada Kamis Putih, sehari sebelum Jumat Agung, penyeberan­gan ke Wureh dari Pelabuhan Larantuka lebih ramai. Ada yang turun di Pelabuhan Tobilota, ada pula yang di Pelabuhan Tanah Merah. Tujuan para peziarah ialah mencium ”kaki” Yesus yang berada di Kapel Senhor.

Tradisi Semana Santa memang membawa magnet tersendiri. Iman dan kekhusyuka­n umat seolah bertambah ketika mengikuti prosesi tersebut. Patungpatu­ng yang dibawa pun seolah membawa kesan magis. Konon, setiap orang akan berbeda melihat ekspresi Tuan Ma maupun patung Yesus berdiri. Bergantung iman masing-masing. (lyn/ang)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia