Jawa Pos

Khawatirka­n Leg Kedua di Istanbul

-

LYON – Laga di Parc Olympique Lyonnais belum dimulai. Para pemain Olympique Lyon dan Besiktas juga masih melakukan up. Tetapi, dari tribun atas di belakang gawang Fabri, penjaga gawang Besiktas, berjatuhan proyektil dan kembang api.

Insiden yang diduga dilakukan fans Besiktas itu memicu situasi yang tak terkendali. Fans tuan rumah yang duduk tepat di bawah tribun fans Besiktas dilanda kepanikan dan berhambura­n masuk ke lapangan. Kondisi makin parah setelah terjadi perkelahia­n antara fans Lyon dan Besiktas di tribun atas.

Polisi kemudian terjun ke lapangan untuk menertibka­n situasi. Bahkan, sebagaiman­a dilansir AFP, Presiden Lyon JeanMichel Aulas sampai berbicara melalui pengeras suara untuk menenangka­n fans yang panik dan terlibat gesekan. Insiden tersebut pun membuat kickoff tertunda hingga 50 menit.

Pertanding­an itu akhirnya dimenangi Lyon dengan skor 2-1. Tertinggal setelah menit ke-15 dari tembakan Ryan Babel, Lyon membalas pada tujuh menit terakhir waktu normal. Corentin Tolisso dan Jeremy Morel menjadi pahlawan dengan gol-golnya pada menit ke-83 dan 85. Ketika gol Tolisso tercipta, sebuah bom asap sempat dilemparka­n ke lapangan.

Banyaknya gangguan yang terjadi sepanjang laga kemarin pun meresahkan Lyon. Sebagaiman­a diungkapka­n Aulas, concern timnya kini bukan soal bagaimana lolos ke semifinal, melainkan apa yang terjadi dengan tim dan fansnya ketika melawat ke Besiktas pekan depan (21/4). Sebab, fans di Vodafone Arena, Istanbul, dikenal tidak terlalu ramah.

’’Tampaknya, sangat sulit melawat ke Besiktas jika kalian melihat betapa parahnya keadaan ini dari segala sisi. Saya harap UEFA bersikap,” tutur Aulas saat diwawancar­ai W9, stasiun televisi Prancis. Sampai tadi malam, belum ada reaksi dari UEFA terkait kerusuhan di kandang Lyon tersebut.

Situasi makin pelik karena Besiktas tak mau disalahkan sebagai biang kerok di balik kericuhan itu. Sebaliknya, perwakilan klub asal Turki tersebut menyalahka­n fans tuan rumah. Hal itu dikemukaka­n Yeni Safal, surat kabar pro pemerintah Turki. ’’Hooligan Lyon menyerang anak-anak,’’ tulisnya dengan gambar fans Lyon yang hendak memukul anak-anak.

Gambar tersebut juga beredar di media-media Eropa yang lain. Misalnya, Daily Mail. Sabah, media pro pemerintah Turki lainnya, tak kalah panas melaporkan kekisruhan di stadion. ’’Mereka menyerang fans Turki, termasuk perempuan dan anak-anak. Dari situ, fans Besiktas membalasny­a,’’ tulis Sabah.

Sementara itu, BBC melaporkan bahwa bentrokan terjadi karena kesalahan tuan rumah. Lyon disebut-sebut menjual tiket dengan kuota yang cukup banyak kepada fans Besiktas. Sebanyak 20 ribu di antara 60 ribu tiket dialokasik­an untuk fans tamu.

’’Menyedihka­n melihat insiden itu. Saat kami berusaha memberikan kegembiraa­n kepada orangorang (melalui pertanding­an sepak bola). Kami juga tetap fokus pada pertanding­an ( leg kedua di Istanbul),” ujar pelatih Lyon Bruno Genesio, sebagaiman­a dikutip Eurosport. (ren/c18/dns)

 ??  ?? warming
warming
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia