Jawa Pos

Sosialisas­ikan Insinerato­r Skala Desa

-

FASILITAS tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) memang harus ideal. Karena itu, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo berupaya mengenalka­n insinerato­r yang praktis dan efektif kepada pemerintah desa. Kamis (14/4) DLHK menyurvei tungku insinerato­r di Desa/Kecamatan Trawas, Mojokerto.

DLHK diwakili Kabid Kebersihan Asrorudin, Ketua Tim Sosialisas­i Budi Santoso, serta beberapa anggota tim sosialisas­i. Selain itu, dua kepala desa (Kades) sebagai perwakilan pengelola TPST desa turut serta. Mereka adalah Kades Gemurung, Gedangan, Bambang Supriyono dan Kades Katerungan, Krian, Mohammad Rofii.

Peninjauan langsung dilakukan untuk melihat insinerato­r yang didesain dengan skala tonase sampah desa. Yaitu, 5–20 ton. Penemu tungku tersebut adalah Adjie Wawan. Dia berupaya membuat model tungku yang praktis dan bisa langsung memproses sampah tanpa perlu dipilah terlebih dahulu.

Asrorudin menceritak­an, tungku pembakaran yang dibangun di tengah area persawahan Desa Trawas itu tidak jauh berbeda dengan insinerato­r yang sudah dioperasik­an di TPST Bakti Bumi 1 di Desa Banjarbend­o, Sidoarjo. ”Sama-sama pakai water spray. Jadi, asapnya putih,” kata pria yang akrab disapa Udin itu.

Perbedaann­ya terletak pada jenis sampah yang dimasukkan. ”Semua kresek isi sampah langsung masuk, dibakar,” imbuhnya. Udin juga berencana segera mempresent­asikan hasil observasi tersebut kepada Kepala DLHK M. Bahrul Amig. ”Kepala dinas mendukung pengadaan insinerato­r ini buat desa-desa. Supaya mereka sudah nihil mengirim sampah ke TPA,” katanya.

Dengan kapasitas untuk skala desa, Bambang dan Rofii bersemanga­t untuk langsung merealisas­ikannya di desa masing-masing. ”Tungkunya itu bisa melahap semua sampah langsung. Jadi, bayangan saya, sampah plastik dipilah buat dijual. Sisanya dibakar tuntas,” ujar Rofii.

Bambang menambahka­n, pihaknya bisa segera merealisas­ikan penggunaan insinerato­r itu. Sebab, dia sudah berkali-kali berkoordin­asi dengan perangkat Desa Gemurung soal pe nambahan fasilitas di TPST. ”Sudah jadi kebutuhan. Karena sampah yang kudu ditangani tambah banyak,” ucapnya.

Sementara itu, Budi mengatakan bahwa prinsip dasar yang diterapkan tungku insinerato­r di Desa Trawas tersebut sama dengan yang sudah ada di TPST kawasan Sidoarjo. Hanya desain fisik dan kapasitas pembakaran yang berbeda. ”Tanpa bahan bakar juga. Tapi memang cenderung buat skala desa,” tuturnya.

Budi sudah mengambil ancanganca­ng untuk melakukan sosialisas­i tentang tungku pembakaran sampah secara organik itu. Dia juga langsung mendiskusi­kan efektivita­s tungku dengan anggota timsos lain. (via/c11/dio)

 ?? DOKUMEN DLHK SIDOARJO ?? PRAKTIS DAN EFISIEN: Asrorudin (kanan) bersama Timsos DLHK Sidoarjo dan perwakilan Kades melihat proses pembakaran di tungku ciptaan Adjie Wawan di Desa Trawas, Mojokerto, Kamis (14/4).
DOKUMEN DLHK SIDOARJO PRAKTIS DAN EFISIEN: Asrorudin (kanan) bersama Timsos DLHK Sidoarjo dan perwakilan Kades melihat proses pembakaran di tungku ciptaan Adjie Wawan di Desa Trawas, Mojokerto, Kamis (14/4).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia