Koperasi Angkutan Wadul Dewan
GRESIK – Pengurus Koperasi Nelayan Al Farisi protes. Koperasi yang menaungi transportasi peziarah dengan mobil Isuzu Elf itu keberatan dengan maraknya angkutan kota (lyn) yang dinilai menyerobot rute para peziarah Makam Maulana Malik Ibrahim. Mereka wadul ke DPRD.
Ketua Koperasi Nelayan Al Farisi Anang Bahrudin menjelaskan, rute angkutan peziarah makam wali sudah diatur dengan jelas. Awalnya, bus peziarah masuk Terminal Sekar Kurung Giri. Selanjutnya, peziarah yang akan mengunjungi Makam Maulana Malik Ibrahim diangkut lebih dulu ke Terminal Baru Lumpur. Tidak langsung ke makam.
”Namun, banyak angkutan gelap yang menyalahi. Mereka nekat mengangkut penumpang dari Makam Giri,” tutur Anang dalam pengaduannya ke DPRD pada Rabu (12/4). Kondisi itu melahirkan ”gesekan” antarsopir lyn dan Isuzu Elf. Mereka pernah ricuh.
Menurut dia, keberadaan lyn tidak hanya mengurangi pendapatan sopir elf. Retribusi wisata pun berkurang. Sebab, retribusi peziarah ditarik saat berada di Terminal Lumpur.
Bagaimana jika wisatawan religi tak masuk terminal? Sebenarnya, lanjut dia, sopir lyn berkali-kali diingatkan. Mereka beralasan sulit membedakan peziarah atau penumpang umum. ”Padahal, sudah jelas. Lokasi parkir mereka aja sudah salah,” tambahnya. Dia meminta pengawasan rute angkutan itu diperketat. Terlebih, sebagian lyn, kata dia, tidak memiliki trayek untuk beroperasi di sekitar makam.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Gresik Mighfar Syukur menerangkan, penertiban transportasi peziarah bukan wewenangnya. Dia membenarkan bahwa kondisi tersebut bisa mengurangi pendapatan asli daerah (PAD). Yaitu, retribusi wisata.
Menanggapi pengaduan pengurus koperasi, DPRD justru menyoroti tidak tergarapnya potensi lain di sektor wisata. Yakni, parkir angkutan wisata. Salah satunya, belum ada kontribusi dari elf peziarah. Padahal, potensinya cukup besar. ”Waktu rapat kerja bersama dinas perhubungan (dishub, Red), kami singgung soal hal itu,” kata Sekretaris Komisi II DPRD Gresik Asroin Widyana. (hen/c16/roz)