Jawa Pos

Tampar Putus, Tujuh Penumpang Histeris

Tragedi Perahu Tambangan Nyaris Terulang

-

GRESIK – Ketika tim SAR gabungan sibuk mencari satu korban perahu tambangan yang belum ditemukan, beredar kabar yang membuat warga terhenyak. Kemarin (15/4) pukul 16.50, tragedi perahu tambangan nyaris terulang. Untung, tim SAR gabungan yang berada di sekitar lokasi kejadian sigap bergerak.

Berdasar informasi, perahu tambangan milik Suntoro, 75, warga Sidoarjo, mengangkut tujuh penumpang dewasa, satu anak, dan lima sepeda motor. Perahu itu berangkat dari tambangan Desa Sumber Rame, Wringinano­m, menuju Desa Bogempingg­ir, Balongbend­o. Tiba-tiba tali tampar terputus. Penumpang pun panik. Sebab, perahu tersebut sempat terseret arus Sungai Kalimas.

Sejumlah anggota tim SAR yang berada di sekitar lokasi kejadian lantas mencebur ke sungai. Mereka menyeret perahu itu agar kembali ke pinggir sungai. ”Perahu milik Suntoro lagi,” ujar warga yang gemas.

Suntoro adalah pemilik perahu tambangan nahas yang sebelumnya menewaskan enam penumpang. Sementara itu, satu orang belum ditemukan. Enam penumpang lainnya selamat dan tujuh motor tercebur ke sungai sedalam 3–4 meter. Motor dapat dievakuasi tim SAR pada hari pertama dan kedua. Kabarnya, Suntoro telah dimintai keterangan oleh penyidik Polrestabe­s Sidoarjo. Sebab, penanganan tragedi perahu miring tersebut berada di wilayah Polresta Sidoarjo.

Kepala BPBD Gresik Abu Hasan membenarka­n adanya tragedi tali perahu tambangan yang putus itu. ”Melihat jenis perahunya, saya menduga pemiliknya sama dengan perahu sebelumnya. Mengabaika­n safety,’’ ujarnya. ’’Saya sudah berkoordin­asi dengan BPBD Sidoarjo agar perahu jenis itu dilarang beroperasi,” imbuhnya. Perahu milik Suntoro tersebut berukuran 6 x 2,25 meter. Untuk menyeberan­gi sungai, perahu itu menggunaka­n tali tampar.

Berdasar pengamatan Jawa Pos, kondisi tali yang digunakan untuk menarik perahu tersebut seakan tidak diperhatik­an. Baik oleh pemilik maupun operator perahu. Tali sudah rantas. Padahal, transporta­si penyeberan­gan swasta pukul 04.30–23.30 itu sangat berguna bagi warga sekitar. Kondisi tersebut tentu membahayak­an penumpang. Apalagi, pelampung tidak disediakan. Ketika perahu miring, seluruh penumpang bisa langsung tercebur ke sungai yang arus bawahnya sangat deras itu. (yad/adi/c18/ai)

Melihat jenis perahunya, saya menduga pemiliknya sama dengan perahu sebelumnya. Mengabaika­n safety.” Abu Hasan, Kepala BPBD Gresik

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia