Inflasi Banyuwangi Kembali Terendah Se-Jatim
BANYUWANGI – Inflasi di Kabupaten Banyuwangi kembali berada di level terendah se-Jawa Timur. Berdasar data BPS, inflasi periode Januari-Maret 2017 mencapai 0,81 persen. Angka itu juga di bawah rata-rata nasional yang sebesar 1,19 persen.
”Inflasi rendah dan stabil ini adalah kerja bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Bank Indonesia berperan besar membantu kami sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Menurut Anas, inflasi menjadi salah satu indikator ekonomi terpenting karena berkaitan erat dengan daya beli masyarakat sehingga secara tidak langsung mencerminkan level kesejahteraan masyarakat. ”Kami bersyukur karena pertumbuhan ekonomi cukup baik. Artinya, ekonomi meningkat dan pendapatan warga tidak tergerus kenaikan harga barang,” paparnya.
Anas mengatakan, ekonomi digerakkan tiga hal, yaitu belanja pemerintah, investasi, dan konsumsi. Saat ini, belanja pemerintah minim karena efisiensi. Investasi pun belum tumbuh signifikan. ”Investasi kini juga padat teknologi. Dulu Rp 1 triliun menyerap 2.000 pekerja, sekarang cuma 100 orang karena sudah semi-otomatis,” ujarnya.
Melihat kondisi itu, yang harus dilakukan adalah menggenjot sektor konsumsi dengan mengembangkan pariwisata. ”Pariwisata efektif karena sifatnya inklusif, terkait dengan banyak sektor konsumsi berbasis usaha rakyat, mulai makanan, transportasi, guide, konveksi, hingga pertanian. Investasinya murah, tapi dampaknya besar karena jutaan orang datang dan inilah yang menyangga ekonomi daerah,” kata Anas. (ran)