Jawa Pos

Dua Kali DNF Tak Bikin Kapok

Awalnya, Malvin Brandon Alriano belajar triatlon secara otodidak. Kini pengusaha muda dari Banjarmasi­n itu semakin serius menekuni hobi tersebut. Berbagai race level dunia pun berhasil dia taklukkan.

-

SEJAK remaja, hobi Malvin Brandon Alriano adalah bersepeda, lari, dan berenang. Namun, itu belum membawa dia terjun ke triatlon. Baru pada awal 2015 dia mulai penasaran dengan gabungan tiga cabang olahraga tersebut. Banyak yang menyaranka­n dia ikut race triatlon.

Karena penasaran, Malvin mulai menonton video sejumlah kejuaraan triatlon, termasuk Ironman, di YouTube. Lama-lama, Malvin tertarik untuk mencoba mengikuti race. Tidak tanggungta­nggung, race pertama yang dia ikuti adalah Ironman 70.3 di Putrajaya, Malaysia, pada April 2015. Itu adalah salah satu race bergengsi dan menjadi seri resmi Ironman dunia.

Nomor yang diikuti juga tidak sembaranga­n, yakni Ironman 70.3 atau yang dikenal juga dengan sebutan half Ironman. Nomor itu mewajibkan peserta berenang 1,9 km; bersepeda 90 km; dan berlari 21,0975 km. ”Pas lihat video itu, saya pikir saya pasti bisa. Waktu itu saya sama sekali belum pernah ikut race dan nggak

ngerti apa-apa,” kata Malvin. Ternyata, setelah dia jalani, menyelesai­kan

half Ironman tak semudah yang dibayangka­n. Tak segampang dalam video YouTube. Di ajang tersebut, dia gagal finis (DNF/ did not

finish) lantaran kelelahan saat mengerjaka­n tahapan lomba bersepeda 90 km.

Dia lalu menyadari, ternyata untuk bisa finis di Ironman 70.3, yang dibutuhkan bukan hanya ketangguha­n mental, tapi juga fisik dan persiapan latihan yang memadai. ”Saya nggak nyangka bakalan seberat itu. Maklum, Ironman yang di video YouTube durasinya cuma 15-an menit. Ternyata, pas ikut di lomba yang sebenarnya, waktunya bisa 6–7 jam,” katanya, lantas tertawa. Gagal finis di Ironman 70.3 pertamanya tak membuat dia putus asa. Dia justru tertantang dan ketagihan untuk mencoba lagi. Berikutnya, Desember pada tahun yang sama, dia mengikuti ajang Belitung Beach Triathlon 2015. Sayang, di ajang tersebut Malvin lagi-lagi DNF lantaran disengat ubur-ubur di bagian kaki.

”Parah, itu pertama kalinya saya disengat ubur-ubur sampai muntah-muntah dan harus dievakuasi,” ucap ayah satu anak tersebut.

Kapok? Tidak. Sejak saat itu dia berlatih dengan sangat serius. Malvin pun mencari metode latihan yang baik dan benar agar bisa mencapai hasil maksimal. Saat menyadari bahwa berlatih sendiri tak efektif, dia mencari pelatih.

”Waktu itu saya kan juga sudah latihan, tapi kok gagal finis. Jadi, saya pikir, kenapa nggak sekalian latihan yang bener aja sih (pakai program dari pelatih, Red),” ucap pria kelahiran 16 November 1987 tersebut.

Setelah ajang Belitung Beach Triathlon berakhir, dia langsung berguru kepada triathlete kebanggaan tanah air Andy Wibowo.

”Jadi, sekarang saya latihan dengan training plan dari Andy. Mengerjaka­n program, kemudian direport dan konsultasi via telepon,” katanya. Menurut dia, Andy merupakan role model atlet Indonesia yang sukses menorehkan berbagai prestasi di mancanegar­a dan membuat dirinya terinspira­si.

”Saya suka banget lihatnya (Andy, Red). Nggak banyak atlet yang bisa terus berprestas­i meskipun

golden age-nya sudah lewat,” tambah pria 29 tahun itu. Selain berlatih jarak jauh dengan Andy, Malvin berlatih renang dengan atlet-atlet renang Provinsi Kalsel dan menyewa pelatih renang secara khusus.

Untuk latihan lari, dia juga bergabung dengan komunitas lari SB (South Borneo) Runners di Banjarmasi­n. Dia pun melakukan fitting sepeda secara benar. Ternyata, cara tersebut cukup efektif. Dengan latihan yang baik dan terprogram secara benar, dia akhirnya mampu finis di Ironman 70.3 keduanya di Putrajaya dalam waktu 7 jam 51 menit. (nes/c11/tom)

 ??  ??
 ?? MALVIN FOR JAWA POS ?? KAYUH: Malvin memacu sepedanya saat mengikuti Ironman 70.3 di Busselton, Australia Barat, tahun lalu.
MALVIN FOR JAWA POS KAYUH: Malvin memacu sepedanya saat mengikuti Ironman 70.3 di Busselton, Australia Barat, tahun lalu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia