Segarkan Lagi Nomor Jagoan
Maksimalkan Pelapis
JAKARTA – Bagi ganda campuran Indonesia, situasi musim 2016 benarbenar berbeda dengan empat bulan pertama 2017. Ganda campuran saat ini terpuruk jika menilik nihilnya gelar juara. Kejayaan pada 2016 belum terwujud setitik pun.
Tahun lalu Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir bisa mendulang emas di Olimpiade Rio 2016. Belum lagi torehan di berbagai turnamen lain. Begitu pula pasangan Praveen Jordan/Debby Susanto yang meraih podium tertinggi di All England.
Pelatih ganda campuran Pelatnas PBSI Cipayung Richard Mainaky mengungkapkan, hal tersebut me- rupakan imbas fokus yang dijalankan dirinya dan timnya sebelum Olimpiade 2016. Menurut dia, para pemain pelapis ganda campuran tidak mendapatkan perhatian pada masa persiapan saat itu.
Akhirnya, saat ini dampak kebijakan tersebut harus dirasakan Richard dan timnya. Praveen/ Debby dan Ronald Alexander/Melati Daeva belum bisa tampil optimal sepanjang 2017 ini. Apalagi ganda campuran lainnya. ’’Saya rasa kendalanya bukan masalah teknis, melainkan persiapan latihan yang kurang konsisten,’’ jelas Richard. Menurut dia, perbaikan tidak hanya diperuntukkan bagi dua ganda campuran tersebut, tapi juga buat personel ganda campuran lainnya seperti Hafiz Faisal/Shela Devi Aulia.
Namun, Richard tidak akan tinggal diam. Dia menyatakan akan keluar dari ketertinggalan itu dalam waktu singkat. Dia sudah menyiapkan strategi untuk mendorong mereka tampil lebih bagus.
Khusus Owi/Butet (Tontowi/Liliyana), Richard masih berharap pasangan paling senior di Cipayung itu bisa tampil hingga Asian Games berlangsung di negara sendiri. Namun, keduanya membutuhkan lebih banyak waktu untuk istirahat. Apalagi, cedera lutut kanan yang mendera Butet sempat menjadi trauma buat dia.
’’Agar kesegarannya bisa kembali di lapangan. Karena itu, saya merasa sudah saatnya Praveen/Debby mengambil tongkat estafet dari Tontowi/Liliyana,’’ kata Richard. Sementara itu, Kabidbinpres PP PBSI Susy Susanti menilai pemain ganda campuran memang perlu diperhatikan lebih serius. Berbagai turnamen besar berada di depan mata. Apalagi, ganda campuran masih menjadi salah satu tumpuan untuk merebut poin demi poin saat berlangsung Piala Sudirman di Gold Coast, Australia, bulan depan.
’’Selama ini ganda campuran menjadi andalan pelatnas. Sudah saatnya pasangan pelapis membuktikan diri,’’ ungkapnya. Terkait dengan menurunnya performa Owi/Butet, Susy menegaskan, masih diharapkan bisa bangkit, bahkan lebih garang. ’’Apalagi, pelapis Owi/Butet belum bisa menggantikan peran mereka,’’ ucapnya.
Sejatinya, sejak akhir 2016, tim pelatih ganda campuran melakukan beberapa modifikasi untuk menyegarkan skuad. Salah satunya tentu saja memainkan Owi dengan Gloria Emanuelle Widjaja. Duet tersebut bisa menjadi solusi praktis untuk keluar dari ketertinggalan. Langkah itu juga hendak kembali dijalankan Richard dan timnya hingga akhir 2017. (nap/c23/ady)