Ratusan Siswa Kehilangan Kelas
Kebakaran Tujuh Ruang di SDN Kapasan 3
SURABAYA – Kepala sekolah dan guru di SDN Kapasan 3 bergerak cepat setelah kebakaran hebat di sekolah mereka kemarin (16/4). Maklum, tujuh ruangan di sekolah itu kini tinggal puing. Sarana dan prasarananya juga ludes karena dilalap api.
Hari ini Kepala SDN Kapasan 3 Solikin mengumpulkan wali murid. Dia menegaskan bahwa kegiatan belajar dan mengajar (KBM) tetap berlangsung. Guru juga harus pintarpintar mengatur KBM karena SDN Kapasan 3 termasuk sekolah padat siswa. Sehari-hari 400 siswa belajar di sana
Solikin mengatakan, saat ini sekolah hanya memiliki tujuh ruangan untuk kegiatan belajar dan mengajar. Karena itu, dia mengalihfungsikan ruang guru dan ruang kesenian untuk kelas. ’’ Kami menerapkan sistem sif pagi dan siang untuk siswa demi kelancaran proses belajar,” ujar Solikin.
Selain itu, Solikin harus memikirkan siswa kelas VI yang akan mengikuti ujian nasional pada pertengahan Mei. Dengan kondisi gedung terbakar, dia harus menyiapkan siswanya selama sebulan ke depan.
Solikin mengupayakan tidak muncul kendala saat ujian nasional SD. ’’Ada empat ruangan yang akan kami siapkan untuk ujian kelas VI,” ujarnya. Setidaknya, ada persiapan sekitar sebulan untuk berbenah.
Pihak sekolah juga sudah menghubungi Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya. Dispendik nanti menghubungi dinas cipta karya dan tata ruang untuk meninjau kerusakan bangunan. Pihak sekolah belum mengetahui jumlah kerugian SDN Kapasan 3.
Kepala Dispendik Kota Surabaya Ikhsan mengatakan telah berkoordinasi dengan SDN Kapasan 3. ”Kami sudah meninjau lokasi. Semuanya telah terselesaikan,” tuturnya.
Dispendik memastikan, pembelajaran di SDN Kapasan 3 tetap berjalan pada Senin (16/4). Siswa yang kelasnya belum bisa digunakan bisa bergabung dengan kelas lain yang masih utuh.
Selama proses renovasi berlangsung, dispendik dan sekolah telah sepakat untuk menerapkan beberapa solusi agar seluruh siswa tetap bisa mengikuti kegiatan belajar. Yakni, dengan sistem sif. Siswa kelas I dan II diminta masuk siang. Pertimbangannya, dua kelas tersebut masih belum menerima banyak pelajaran. Dengan begitu, ketika dipindah, siswa tetap bisa mengikuti pelajaran dengan baik.
Jika opsi tersebut tidak memungkinkan, sekolah menerapkan sistem pinjam ruang di sekolah lain. Khususnya yang dekat dengan SDN Kapasan 3. ”Ini opsi sementara, bisa menggabung dengan SDN Kapasan V dan SMPN 41,” jelasnya.
Sekretaris Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP CKTR) Lilik Arijanto menyatakan sudah mendengar kebakaran yang menimpa SDN Kapasan 3. Melalui Command Center, Lilik langsung berkoordinasi dengan anggota di wilayah utara untuk mengecek kondisi di lapangan.
Untuk renovasi sekolah, saat ini pihaknya belum melakukan pembenahan. Cipta karya baru merenovasi sekolah setelah mendapat izin dari pihak kepolisian. ”Nanti kalau proses investigasi sudah rampung. Kami akan langsung mengambil tindakan,” terangnya.
Jika kerusakan sekolah parah, dinas cipta karya melakukan penunjukan langsung untuk proses pembangunan. Tujuannya, perbaikan bisa berjalan lebih cepat sehingga sekolah bisa digunakan untuk pembelajaran.
Lilik belum bisa memastikan lamanya pembangunan sekolah tersebut. Namun, berdasar beberapa informasi dan foto yang beredar, dia memperkirakan pembangunan rampung setelah sebulan pengerjaan. ”Pokoknya kami siap renovasi. Tinggal tunggu keputusan,” terangnya.
Kebakaran di SDN Kapasan 3 tersebut terjadi pukul 10.47. Ketika itu, anak-anak yang bermain sepak bola di halaman sekolah melihat percikan api di ruang kelas V Cendrawasih. Api yang semula kecil lambat laun membesar.
Mengetahui hal tersebut, belasan anak lari keluar sekolah sambil berteriak ”kebakaran’’. Mendengar suara gaduh, warga yang cangkruk di depan gerbang sekolah segera merespons. Beberapa warga menuju sekolah. Seorang lagi menuju rumah ketua RT setempat.
Saat warga datang, api sudah membakar satu ruangan. Angin yang kencang membuat api cepat merembet ke ruangan di kanankirinya. Belum lagi, sekat ruangan yang terbuat dari kayu membuat api semakin besar. Warga pun berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya.
Pada pukul 10.51, dinas PMK menerima laporan kebakaran dari warga. ”Kami langsung bergerak,” kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Chandra Oeratmangun. Akses jalan yang sempit menyulitkan mobil PMK menuju lokasi. Selain itu, banyak warga yang berkerumun untuk melihat kebakaran tersebut.
Pukul 10.56 petugas PMK sampai di lokasi. Kobaran api sudah semakin besar hingga merobohkan atap tiga bangunan kelas. Petugas PMK langsung berjibaku dengan api. Ada 14 mobil PMK yang dikerahkan. Petugas berupaya melokalisasi api karena sekolah berada di tengah permukiman padat penduduk.
Petugas PMK memerlukan waktu sekitar setengah jam untuk bisa memadamkan api. Setelah itu, korps baju oranye tersebut melakukan pembasahan dan memeriksa kembali titik-titik api.
Kapolsek Simokerto Kompol Muhammad Harris datang untuk meninjau lokasi kebakaran. Harris menemui kepala sekolah untuk berkoordinasi. Dia berharap secepatnya dilakukan olah TKP agar tidak mengganggu aktivitas belajar siswa.
Pukul 13.00 Unit Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polrestabes Surabaya datang ke lokasi. Mereka memasang garis pembatas. Hal itu dilakukan untuk menjaga lokasi agar tetap steril dari warga. (han/elo/c7/git)