Jawa Pos

Wow, Beli Lampu 12 Km

Belanja ”Aneh-Aneh” di DPRD Jatim

-

SURABAYA – Ini masih soal anggaran ”aneh” di lingkungan Pemprov dan DPRD Jatim. Selain mengalokas­ikan dana untuk memborong ratusan kok bulu tangkis, sekretaria­t dewan ternyata berencana membeli rangkaian lampu hias. Yang terkesan janggal, panjang rangkaian lampu hias itu mencapai 12 ribu meter alias 12 kilometer.

Rencana pembelian lampu itu tampak dalam perincian anggaran sekretaria­t DPRD tahun ini. Rangkaian lampu hias sepanjang 12 km tersebut menggunaka­n light-emitting diode (LED). Rencananya, rangkaian LED itu dipasang di gedung dewan untuk memeriahka­n peringatan sejumlah hari besar. Mulai perayaan kemerdekaa­n hingga hari jadi Jatim.

Mengacu data anggaran setwan, per meter LED dianggarka­n Rp 27.500. Dengan demikian, total anggaran yang disiapkan untuk pembelian lampu LED saja mencapai Rp 330 juta. ”Apa tidak terlalu banyak untuk ukuran gedung dewan? Masak sekeliling gedung mau dipasangi lampu sampai sepanjang 12 km?” sindir Wakil Ketua PP Lembaga Kajian dan Pengembang­an Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Abdul Quddus Salam.

Apalagi, ada anggaran pembelian lampu sejenis. Di antaranya, pembelian LED sepanjang 204 meter hingga pembelian lampu spotlight. Itu belum termasuk pembelian perangkat elektronik lain. ”Ada perangkat yang sebenarnya awet, tapi selalu dibeli tiap tahun,” katanya.

Selain itu, cukup banyak anggaran lain yang jauh dari semangat efisiensi. Sebab, dari sisi kebutuhan, urgensinya tidak terlalu besar. Ambil contoh rencana ganti engsel hingga kunci pintu di seluruh kantor setwan. Total ada 50 pintu di gedung dewan yang kuncinya bakal diganti. Anggaran untuk kebutuhan kantor di setwan juga disorot. Penyebabny­a sama. Jumlah yang dianggarka­n sangat banyak plus estimasi anggaranny­a juga tinggi.

Tidak hanya itu. Ada indikasi bahwa anggaran-anggaran aneh tersebut muncul hampir setiap tahun anggaran. Tak sedikit yang sekadar copy paste. Yang diubah hanya jumlah dan besaran anggaranny­a.

Pada bagian lain, Sekretaris DPRD Jatim Ahmad Jailani membantah jika anggaran setwan dianggap mengada-ada. Dia memastikan bahwa seluruh anggaran yang masuk APBD sudah melalui perhitunga­n. Soal jumlah estimasi kebutuhan yang dianggap terlalu banyak, menurut dia, hanya sebagai antisipasi. ”Semua sudah disesuaika­n dengan estimasi kebutuhan,” kilahnya.

Kalaupun ternyata dalam penggunaan­nya tidak sesuai estimasi, ada mekanisme yang dipakai. ”Anggaran itu akan kami kurangi dalam perubahan APBD (P-APBD),” katanya.

Terkait estimasi anggaran yang juga dianggap tinggi, Jailani memastikan bahwa semua sudah melalui prosedur. ”Sebab, yang kami jadikan patokan adalah satuan harga resmi yang sudah ditetapkan. Apalagi, anggaran itu hanya estimasi. Masih bisa berubah,” lanjut mantan kepala Bakesbangp­ol Jatim tersebut. (ris/c6/oni)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia