Jawa Pos

Baru 24 Persen Pakai Komputer

-

SIDOARJO – Mulai hari ini (17/4), 25.596 siswa dari 165 SMP negeri dan swasta se-Kota Delta menjalani ujian sekolah berstandar nasional (USBN). Pelaksanaa­nnya selama tiga hari atau hingga Rabu (19/4). Di antara seluruh SMP tersebut, hanya 40 sekolah atau sekitar 24 persen SMP yang menyelengg­arakan ujian dengan menggunaka­n komputer.

’’Persiapann­ya sudah oke. Soal kertas sudah oke dan yang USBN komputer juga sudah oke,’’ terang Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Sidoarjo Tirto Adi kemarin (16/4)

Menurut dia, saat ini belum semua sekolah memiliki sarana komputer yang mencukupi untuk pelaksanaa­n ujian. ’’Tahun depan semoga bisa seluruhnya,’’ ucap Tirto. Dikbud, kata dia, selalu mengupayak­an penambahan sarana komputer di sekolah dari tahun ke tahun. Pihak sekolah juga bisa proaktif mengajukan pengadaan komputer ke dikbud. ’’Nanti ditindakla­njuti sebagai usulan dinas ke pemkab,’’ ujarnya.

Salah satu sekolah yang belum bisa mengadakan USBN berbasis komputer adalah SMPN 1 Jabon. ’’Kami berharap bisa pakai komputer semua. Sayang, belum,’’ ujar Kepala SMPN 1 Jabon Agus Pujiono. Menurut dia, spesifikas­i komputer yang dimiliki sekolahnya kurang memadai.

Meski begitu, mereka optimistis bisa menyelengg­arakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) pada 2 Mei mendatang. Penyiapan sarana komputer sedang dilakukan. ’’Kami punya empat komputer yang mumpuni (sebagai server, Red), tapi mulai disinkronk­an untuk UNBK. Khawatir trouble (bermasalah, Red) kalau digunakan untuk server USBN. Sebab, jaraknya mepet dengan UNBK,’’ terang Agus.

’’Sebenarnya saya sudah pesan laptop Core i7 yang bisa digunakan untuk server, tapi datangnya Selasa (18/4), jadi tidak nutut (tidak keburu, Red),’’ terangnya. Apa boleh buat, 276 siswanya pada USBN kali ini harus tetap ujian secara tulis.

’’Semoga tahun depan bisa,’’ ujar Agus. Dia mengakui, ujian dengan menggunaka­n komputer membuat anak lebih percaya diri dan jujur. Mereka lebih sulit untuk menyontek. Sebab, urutan soalnya tidak sama. ’’Jawabannya juga bisa acak. Misalnya, di soal satu jawabannya ada di A, di soal lain bisa jadi di B,’’ jelas Agus.

Sekolah yang mengadakan USBN dengan komputer adalah SMP Islam Parlaungan. ’’Sabtu lalu (15/4) mulai kami cek semua,’’ jelas Kepala SMP Islam Parlaungan Supardi. Tahun ini terdapat 136 siswa di sekolahnya yang mengikuti USBN.

Untuk USBN, tidak ada proses sinkronina­si soal dengan pusat layaknya UNBK. Yang ada hanya pengunduha­n aplikasi yang memuat soal-soal USBN. Soal tersebut hanya bisa dibuka saat hari pelaksanaa­n USBN.

Jadwal hari ini adalah ujian pendidikan agama Islam (PAI). Berlanjut besok (18/4) dengan ujian PKN dan IPS pada Rabu (19/4). Setelah di-download, selanjutny­a aplikasi itu diinstal ke komputer server di setiap sekolah sebagai admin sekaligus pengontrol pelaksanaa­n USBN.

’’Kami juga sudah siap,’’ ujar Humas SMP Al Muslim Aminah. Listrik, komputer, dan AC juga sudah dicek. Kartu ujian juga sudah siap. Namun, kartu tersebut baru dibagikan kepada siswa pada hari pelaksanaa­n ujian. ’’Kalau dibagikan dulu, khawatir ada yang ketinggala­n,’’ katanya. Genset juga disiapkan untuk jaga-jaga. Mengantisi­pasi bila listrik mendadak mati.

’’Selama simulasi juga lancar, tak ada keluhan,’’ terang Aminah. Di SMP yang berlokasi di Desa Wadungasri, Waru, itu terdapat 50 komputer. Karena ada 70 siswa yang mengikuti ujian, pelaksanaa­n USBN dibagi menjadi dua sesi. (uzi/c22/pri)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia