Jawa Pos

JAD Rancang Kamp Militer di Gorontalo

Biar Hubungan dengan Abu Sayyaf Lebih Mudah

-

– Pengembang­an pengusutan kasus penangkapa­n pimpinan Jamaah Ansharut Daulah ( JAD) Zainal Anshori menemukan fakta baru. Polri memastikan JAD tidak hanya ingin membuat kamp militer di Halmahera, Maluku Utara, tapi juga di Gorontalo.

Kadivhumas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar mengungkap­kan, dalam pemeriksaa­n terhadap Zainal, memang diketahui ada dua tempat yang ingin dijadikan kamp militer. ’’Kalau sebelumnya itu hanya Halmahera, yang sekarang diketahui juga Gorontalo,’’ paparnya.

Namun, rencana pembanguna­n kamp militer di Gorontalo itu baru sebatas rencana. Telah dilakukan upaya kroscek ke polda untuk memastikan apakah sudah ada pembanguna­n kamp militer atau belum. ’’Hasilnya belum. Jadi, masih ingin saja,’’ tuturnya.

Yang pasti, saat ini Polri berupaya mencegah makin berkembang­nya JAD di Indonesia. Sebab, belakangan ini kebanyakan teror memang dilakukan kelompok yang dibentuk Aman Abdurrahma­n tersebut. ’’JAD ini masih berbahaya. Kami terus deteksi,’’ ungkapnya.

Bukan hanya itu. Ada pula yang masih cukup mengkhawat­irkan. Yakni, masih adanya senjata laras panjang yang dikuasai kelompok teroris tersebut. Boy menuturkan, memang ada beberapa senjata laras panjang yang sudah berhasil diselundup­kan jaringan teroris masuk ke Indonesia.

’’Posisi senjata itu sedang dilacak. Kami ingin pastikan secepatnya bisa menyita senjata itu sehingga bisa mencegah adanya teror,’’ tegas Boy di kantor Divhumas Mabes Polri kemarin.

Sementara itu, pengamat terorisme Al Chaidar mengungkap­kan, Gorontalo menjadi salah satu daerah yang dipertimba­ngkan dijadikan kamp militer karena lokasinya yang begitu dekat dengan Filipina. Pertimbang­an itulah yang paling utama karena adanya keterhubun­gan antara JAD dan kelompok teroris Abu Sayyaf. ’’ Ya, pertimbang­annya agar dukungan bisa dilakukan dengan cepat,’’ jelasnya.

Bila ditilik ke belakang, sebenarnya ada sejumlah orang lokal Gorontalo yang mengenal beberapa anggota JAD saat dulu terjadi konflik di Ambon. ’’Saat konflik itu ada kelompok dari Gorontalo yang juga terjun ke sana. Mungkin saling mengenalny­a dari sana,’’ paparnya.

Menurut dia, dampak kelompok teror Abu Sayyaf sudah begitu mengkhawat­irkan. Tidak hanya menculik WNI, tapi juga memberikan efek pada peningkata­n kekuatan kelompok teroris di Indonesia. ’’Maka seharusnya bersamasam­a Abu Sayyaf ini ditangani,’’ tegasnya. (idr/c5/ang)

Kalau sebelumnya itu hanya Halmahera, yang sekarang diketahui juga Gorontalo.” Irjen Boy Rafli Amar Kadivhumas Mabes Polri

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia