Jawa Pos

Surplus Neraca Dagang Berlanjut

Tiga Bulan Beruntun

-

– Surplus neraca perdaganga­n terus berlanjut. Tiga bulan pertama tahun ini, nilai ekspor selalu melebihi impor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang pada Maret 2017 surplus USD 1,23 miliar. Kepala BPS Suhariyant­o menuturkan, nilai ekspor pada Maret mencapai USD 14,59 miliar dan nilai impor mencapai USD 13,36 miliar.

Nilai ekspor naik 15,68 persen dibanding bulan sebelumnya. Jika dibandingk­an dengan periode yang sama tahun lalu, jumlah tersebut tercatat naik 23,55 persen. ”Capaian ini adalah angka yang menggembir­akan,” ujarnya di kantor BPS kemarin (17/4).

Namun, lanjut dia, meski mencatat surplus, capaian neraca perdaganga­n pada Maret 2017 itu lebih rendah dibanding surplus pada Januari lalu yang mencapai USD 1,43 miliar dan Februari yang mencapai USD 1,32 miliar. Sejalan dengan hal tersebut, untuk periode Januari–Maret 2017, neraca perdaganga­n juga mencatat surplus senilai USD 3,93 miliar. Adapun nilai ekspor di sepanjang kuartal pertama tahun ini tercatat USD 40,61 miliar dan ekspor mencapai USD 36,68 miliar.

”Surplus Januari–Maret itu tercatat tertinggi sejak Januari–Maret 2012. Kami mengharapk­an capaian surplus tersebut tetap mengalami kenaikan karena akan berpengaru­h pada komponen pertumbuha­n ekonomi untuk expenditur­e,” katanya.

Dari sisi golongan barang, ekspor nonmigas mencapai USD 36,66 miliar atau meningkat 21,61 persen jika dibandingk­an dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan itu ditopang produk industri pengolahan dan peningkata­n harga minyak sawit mentah (CPO) serta batu bara.

”Pertumbuha­n ekspor pada Maret dan secara kumulatif sangat menggembir­akan. Khusus pada bulan ketiga ini adalah nilai ekspor bulanan tertinggi sejak Januari 2015,” katanya.

Adapun pangsa ekspor nonmigas Indonesia pada kuartal pertama 2017 adalah Tiongkok yang mencapai USD 4,69 miliar, Amerika Serikat mencapai USD 4,29 miliar, dan India sebesar USD 3,41 miliar.

Di sisi lain, neraca perdaganga­n Jawa Timur secara kumulatif pada periode Januari–Maret 2017 tercatat defisit 0,74 miliar. Total ekspor tercatat USD 4,68 miliar, sedangkan total impor USD 5,42 miliar.

Kepala BPS Jatim Teguh Pramono menyatakan, penyumbang defisit terbesar adalah sektor migas dengan selisih ekspor-impor pada periode Januari–Maret yang mencapai USD 885 juta. ”Kalau selisih ekspor-impor komoditas nonmigas masih surplus USD 148 juta,” katanya di kantor BPS Jatim kemarin (17/4).

Meski mencetak defisit, kontribusi ekspor Jatim terhadap total ekspor nasional mencapai 10,90 persen. Selain Jatim, daerah dengan kontribusi ekspor nasional terbesar adalah Jawa Barat dan Riau, masing-masing USD 7 miliar dan USD 4,40 miliar.

Komoditas pencetak pertumbuha­n angka ekspor terbesar Jatim pada periode Januari–Maret adalah karet dan barang dari karet yang meningkat 119,84 persen. (res/dee/c21/c24/sof/noe)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia