Kawasan Industri Tingkatkan Efisiensi
SURABAYA – Kementerian Perindustrian menargetkan 40 persen industri bisa masuk ke kawasan industri pada 2019. Kawasan industri diharapkan meningkatkan efisiensi serta memangkas ongkos logistik.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto menyatakan, pemerintah memberikan fasilitas kemudahan bagi industri yang masuk ke kawasan industri (KI). ’’Adanya KI, terutama di luar Jawa, juga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan industri di daerah sehingga pengembangan kawasan industri difokuskan ke luar Jawa,” paparnya kemarin (17/4).
Hingga akhir 2016, jumlah industri yang berada di KI baru mencapai 25,19 persen. Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Kemenperin Imam Haryono menambahkan, jika pusat pertumbuhan industri baru dibangun sesuai jadwal, kesenjangan antara Jawa dan luar Jawa dapat ditekan. Menurut dia, KI harus punya infrastruktur memadai. ”Sistem logistik efisien, ada keunggulan SDA yang bisa diolah secara efisien, pendidikan, maupun pusat riset,” terangnya. Pemerintah pun memiliki 14 kawasan industri prioritas. Dari 14 KI tersebut, yang sudah beroperasi adalah Sei Mangkei, Morowali, dan Bantaeng.
Di kawasan industri Bantaeng, rencana investasi yang masuk mencapai Rp 45,5 triliun. Selain tiga KI tersebut, pemerintah berniat mempercepat pembangunan kawasan industri Tanjung Buton, Dumai, Berau (Kaltim), Tanah Kuning (Kaltara), JIIPE (Gresik), Kendal, dan Kawasan Industri Terpadu Wilmar (Serang, Banten). ’’Targetnya ada 9 ribu industri baru hingga 2019. Jika 90 persen di antaranya masuk KI, target 40 persen industri berada di KI akan tercapai,” imbuh Imam.
Dia memaparkan, pemerintah pun memberikan beberapa fasilitas untuk menarik investor masuk ke KI. (vir/c17/sof)