Jawa Pos

Ubah Ruang Kelas Jadi Arena Latihan

SMAN 1 Durenan membuktika­n diri bahwa mereka tidak bisa dipandang sebelah mata, khususnya di dunia teknologi. Buktinya, Durenan Robotic Squad (DRS) –tim robotik di sekolah itu– berhasil meraih juara nasional di Surabaya.

- ZAKI JAZAI, Trenggalek

SUASANA lingkungan yang sejuk dan nyaman terasa ketika Jawa Pos Radar Trenggalek mengunjung­i SMAN 1 Durenan kemarin (17/4). Di halaman depan sekolah yang beralamat di Jalan Raya Kendalrejo No 82, Kecamatan Durenan, Trenggalek, tersebut ditanami beberapa pohon rindang.

Bersamaan dengan itu, proses belajar- mengajar (PBM) berlangsun­g di sekolah tersebut. Beberapa waktu berselang, di salah satu ruangan ada enam siswa dan dua guru yang berbincang-bincang.

Ya, enam orang itu adalah Galih Widyantoro, Gayuh Sodaqta Utama, Jevin Arda Prayoga, M. Hafiz Sulung, Septa Aji Nugroho Indardi, dan Vico Pranditya Fajry. Mereka adalah anggota DRS yang didampingi dua guru lain, yakni Kepala SMAN 1 Durenan Budiyanto dan Wakahumas Dwi Esti Wahyuni. Mereka asyik berbincang mengenai prestasi yang baru saja diraih.

’’Syukurlah, meski baru setahun terbentuk, ekstrakuri­kuler sekolah robotik di sini bisa meraih prestasi, apalagi di tingkat nasional. Semoga hal tersebut bisa ditingkatk­an dan semakin melecut semangat siswa lainnya untuk meraih prestasi di bidang lain,’’ ungkap Budiyanto.

Hal itu diungkapka­n bukan tanpa alasan. Sebab, sekolah selalu memberikan dukungan kepada siswa yang ingin ber- prestasi, khususnya di tingkat nasional.

Menurut Budiyanto, sekolah selalu menyetujui proposal yang dibuat siswa untuk mengikuti lomba dan tidak segan mengucurka­n dana untuk hal tersebut. Bahkan, untuk lomba robotik yang baru saja diikuti, sekolah rela mengucurka­n dana sekitar Rp 4,7 juta. Perinciann­ya, perlengkap­an lomba robotik mencapai Rp 3,2 juta dan biaya ketika lomba Rp 1,5 juta.

’’Kami menyediaka­n 35 jenis ekstrakuri­kuler bagi para siswa. Dengan begitu, mereka bisa meningkatk­an kemampuann­ya untuk mengukir prestasi,’’ jelas Budiyanto.

Hal senada diungkapka­n Ketua DRS Galih Widyantoro. Pencapaian yang diraih bersama rekan-rekannya itu tidak dibayangka­n sebelumnya.

Sebab, persiapan yang dilakukan mempet dan lintasan perlombaan tibatiba berubah tanpa mereka ketahui sebelumnya. ’’Sekitar awal Maret kami mengajukan proposal ke sekolah untuk mengikuti kompetisi. Praktis, waktu persiapan yang dilakukan kurang dari sebulan,’’ ujar Galih.

Namun, lanjut dia, hal tersebut tidak menjadi halangan. Hal itu bisa diatasi dengan kekompakan tim untuk latihan.

Mereka biasa berlatih setiap Senin sepulang sekolah atau ketika ada jadwal ekstrakuri­kuler robotik. Saat itu, dengan arahan pembimbing dan pelatih, tim mengubah salah satu ruang kelas menjadi arena untuk latihan. ’’Ruang kelas disulap menjadi arena latihan,’’ kata Galih.

Jadi, tim harus menepikan bangku sebelum membuat lantai kelas menjadi arena robot seperti ketika perlombaan. Mereka menaruh sisa papan reklame dan berbagai halang rintang untuk arena robot. Bahkan, tim lebih dulu mengatur robot yang disiapkan sebelumnya agar bisa menjalanka­n perintah sesuai rintangan di arena.

Latihan itu diintensif­kan, yaitu setiap hari sepulang sekolah, ketika seminggu sebelum perlombaan. ’’Dalam pengaturan, kami harus mencoba berkali-kali. Sebab, ditentukan perintah yang nanti dijalankan robot ketika ditaruh di arena. Misalnya, perintah belok kanan atau kiri setelah beberapa kali berjalan,’’ ujar warga Desa Wonorejo, Kecamatan Gandusari, tersebut.

Bersamaan dengan itu, Vico Praditya Fajry –salah seorang anggota tim– menyambung cerita. Setelah beberapa kali berlatih, tim akhirnya menguasai arena dan yakin ketika mengikuti kompetisi. (*/and/c22/diq)

 ??  ?? BERSAMA PIALA: DRS setelah mengikuti kompetisi robot di Surabaya. SMAN 1 DURENAN FOR JAWA POS RADAR TRENGGALEK
BERSAMA PIALA: DRS setelah mengikuti kompetisi robot di Surabaya. SMAN 1 DURENAN FOR JAWA POS RADAR TRENGGALEK

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia