Jawa Pos

Wajah Lebam, Gigi Nyaris Tanggal

Korban Kekerasan Oknum Guru

-

MAGETAN – Guru seharusnya menjadi sosok yang bisa digugu dan ditiru. Namun, L, salah seorang pengajar SDN 1 Mantren, Karangrejo, diduga justru berbuat kasar kepada siswanya, Fel.

Akibatnya, bocah 7 tahun itu mengalami luka dan trauma yang berujung enggan masuk sekolah. Tidak bisa menerima, orang tua korban menuntut agar L dipecat dari sekolah.

Berdasar informasi yang dihimpun, kasus dugaan kekerasan tersebut terjadi pada Kamis (13/4). Saat Fel pulang ke rumah sekitar pukul 11.00, Tina Suci Rahayu, ibunya, curiga melihat wajah Fel yang berbeda dengan saat berangkat sekolah.

Bagian keningnya tampak lebam dan bibirnya terlihat mengelupas. Ketika diamati lebih detail, satu giginya juga nyaris tanggal. Saat ditanya, Fel menjawab bahwa lukanya hanya bekas garukan tangan karena gatal. Namun, Tina tidak memercayai begitu saja. Sebab, raut wajah Fel seolah ketakutan. ’’Ketika kami paksa bicara jujur, dia malah menangis,’’ jelas Tina saat ditemui di rumahnya kemarin (17/4).

Penasaran, orang tua Fel lantas berupaya mencari informasi dari luar. Tiga teman sekelas Fel pun ditanyai. Mereka menyebutka­n, Fel terluka karena dipukul gurunya. Pemicunya, saat jam belajar, Fel tidak me- ngerjakan tugas, tapi malah bermain.

Orang tua Fel pun kembali menanyai sulung dua bersaudara tersebut. Saat itu, Fel mengakui, wajahnya bonyok karena dipukul L. Fel mengaku empat kali ditampar tepat di muka. Bukan itu saja, si oknum guru juga tiga kali mendorong kepalanya hingga membentur meja. ’’Memang anak saya itu aktif dan bandel. Tapi, seharusnya tidak seperti itu cara menghukumn­ya,’’ kata Tomi Samudra, ayah Fel.

Tina dan Tomi kemudian mengadukan kejadian tersebut kepada kepala sekolah besok malamnya (14/4) lantaran hari itu bertepatan dengan libur Wafat Isa Almasih. Keduanya menuntut kepala sekolah memecat L.

Orang tua Fel menilai sanksi dikeluarka­n dari sekolah adalah bentuk hukuman yang pantas diterima si guru. ’’Karena kejadian itu, anak saya tidak berani bersekolah. Dia sudah tidak masuk dua hari (Sabtu dan kemarin, Red),’’ katanya.

Meski begitu, kasus dugaan pemukulan tersebut tidak sampai berlarut-larut. Kemarin, keluarga Fel dan L melakukan mediasi di salah satu ruangan sekolah. Saat Jawa Pos Radar Magetan berusaha meminta konfirmasi, salah seorang guru menyebut permasalah­an sudah klir.

Dia juga menyatakan, kepala sekolah tidak berada di tempat lantaran tengah mengikuti penataran di Jogjakarta. ’’Sudah tidak ada permasalah­an. Semua diselesaik­an secara kekeluarga­an,’’ ujarnya. (cor/isd/c23/diq)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia