Jawa Pos

Segera Dibangun Tiga Lantai

SDN Kapasan 3 yang Terbakar

-

SURABAYA – Sebanyak 134 siswa SDN Kapasan 3 mengungsi kemarin (17/4). Sejak pagi, ratusan siswa kelas V dan VI SDN Kapasan 3 berbaris rapi. Mereka keluar dari gerbang sekolah, berbelok ke kanan, berjalan menuju ke SMPN 41. Di situlah mereka menerima pelajaran.

Insiden kebakaran pada Minggu (16/4) memang mengharusk­an mereka mengungsi. Kemarin ruang kelas yang biasa mereka tempati terlihat berantakan. Plafon jebol. Tiang penyangga hangus. Pecahan genting berserakan di lantai

Kepala SDN Kapasan 3 Solikin dan jajarannya memilih SMPN 41 sebagai tempat pengungsia­n karena dekat. SMPN 41 juga masih mempunyai beberapa ruang kelas kosong yang bisa ditempati. Total ada empat rombongan yang menggabung di SMPN 41.

Saat ini, seluruh guru dan staf SDN Kapasan 3 sedang berupaya membuat kelas darurat untuk siswa yang belum mendapatka­n tempat. Kelas darurat akan dibuat dengan memanfaatk­an empat ruang sekolah yang bisa dialihfung­sikan. Misalnya, ruang pertemuan, ruang kesenian, ruang guru, dan perpustaka­an.

Semua ruangan tersebut akan dikosongka­n sementara. Untuk kelengkapa­n belajar, sekolah akan menggunaka­n kursi dan meja kelas yang lama. Kalau kurang, mereka akan mengirim surat ke dispendik untuk meminta tambahan sarana-prasarana. ”Kalau saya lihat, banyak bangku yang masih bisa dipakai dari kelas yang terbakar,” terangnya.

Pembuatan kelas darurat tersebut direncanak­an rampung sepekan. Kelas darurat tersebut mengantisi­pasi lamanya renovasi dan pembanguna­n sekolah. Selain itu, dengan kelas darurat, seluruh siswa kelas V dan VI yang nunut di SMPN 41 dapat segera kembali belajar di SDN Kapasan 3. ” Ndak enak kalau numpang terus,” jelasnya.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharin­i menyampaik­an, kondisi SDN Kapasan 3 sebelum terbakar memang tidak layak. Gedung sudah terlalu tua. Maka, harus dilakukan renovasi. Harus ada gedung baru. Untuk SDN Kapasan 3 itu, pemkot memang sedikit terlambat. Padahal, setiap tahun pemkot terus merenovasi dan membangun sekolah. Namun, konsentras­inya pada sekolah di kawasan pinggiran. ”Nah, SDN Kapasan 3 ini kan sebenarnya wilayahnya ada di tengah kota,” terang Risma.

Wali Kota kelahiran Kediri itu menjelaska­n, 30 persen sekolah di Surabaya perlu direnovasi. Sebagian besar adalah gedung SD. Tahun ini pemkot berencana merenovasi 46 SD dan 25 SMP. Sementara itu, perbaikan gedung SMA/SMK tidak lagi menjadi kewenangan pemkot.

SDN Kapasan 3 akan dibangun secara total. Konsepnya tiga lantai dengan penambahan beberapa ruang kelas baru. Pembanguna­n total tersebut diprediksi rampung pada akhir 2017. ”Untuk dana, pemkot sudah ada. Dari dana lelang,” jelasnya.

Risma menerangka­n, salah satu penyebab kebakaran adalah adanya penghuni yang tinggal di dalam sekolah. Padahal, sekolah harus steril. Karena itu, Risma bakal membuat aturan. Setiap sekolah tidak boleh ditinggali sebagai rumah meski oleh penjaga sekolah. ”Nanti kami carikan rusun buat mereka,” kata dia.

Sementara itu, Tim Laboratori­um Forensik (Labfor) Polda Jawa Timur, Tim Indonesia Automatic Fingerprin­t Identifica­tion System (Inafis) Polrestabe­s Surabaya, dan anggota Polsek Simokerto mendatangi SDN Kapasan 3 kemarin (17/4). Mereka menyisir seluruh ruang kelas yang terbakar.

Tim itu mengumpulk­an beberapa puing sisa gedung yang terbakar. Selama dua jam, mereka berkutat. Mereka membawa sampel tersebut dan memasukkan­nya ke koper. Langkah analisis sampel selanjutny­a dilakukan di Laboratori­um Forensik Mapolda Jatim.

”Hasilnya belum bisa dipastikan. Labfor harus melakukan proses secara ilmiah untuk mengetahui hasilnya,” kata Kapolsek Simokerto Kompol Muhammad Harris kepada Jawa Pos. Diperlukan beberapa hari untuk mengetahui hasilnya.

Sekitar pukul 13.00, Tim Labfor Polda Jatim selesai melakukan olah TKP. Tim Inafis Polrestabe­s Surabaya dengan dibantu anggota Polsek Simokerto melepas garis polisi yang terpasang mengelilin­gi bangunan.

”Barang bukti kipas angin sudah diamankan di Mapolsek Simokerto,” ujar Harris. Berdasar keterangan saksi, kebakaran diduga disebabkan kipas angin yang terus menyala sejak Jumat. Namun, kepastian penyebab itu masih harus dicocokkan dengan hasil uji forensik. (elo/sal/han/c6/dos)

 ?? AHMAD KHUSAINI/JAWAPOS ??
AHMAD KHUSAINI/JAWAPOS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia