Jawa Pos

”Pecahkan Rekor” Tahanan Kabur

Tujuh Orang Lari, Tertangkap Satu

-

SURABAYA – Tujuh tahanan Mapolsek Tambaksari melarikan diri kemarin (17/4). Mereka diduga menggergaj­i plafon yang berada di atas kamar mandi. Sampai saat ini, hanya ada satu tersangka yang bisa diringkus

Setidaknya delapan tahun terakhir, jumlah itu adalah rekor ( lihat grafis).

Tak heran, gurat wajah Kapolsek Tambaksari Kompol David Triyo Prasojo tampak tidak kerukeruan. Wajah berseri-seri yang selalu dia pasang ke awak media mendadak menghilang. Seakan ditelan bumi.

Yang bisa dilakukann­ya hanya memerintah anggotanya untuk mengejar tahanan. Sementara itu, dia stand by, siap bertanggun­g jawab. ’’Saya sangat membutuhka­n dukungan moril dari rekan-rekan media saat ini,” jelasnya.

Setelah mendapatka­n kabar tersebut, David segera meminta bantuan Polrestabe­s Surabaya. Sebab, David mengaku tidak bisa menangani hal tersebut seorang diri. ’’ Tapi, ada beberapa anggota yang sudah kami turunkan untuk melakukan pengejaran,” jelas perwira dengan satu melati di pundak tersebut.

Insiden itu terjadi pada pukul 01.45. Dugaan sementara, para tahanan kabur dengan cara menggergaj­i rangka atap di atas kamar mandi. Karena tidak ada yang menyangga, otomatis plafon tersebut rapuh. Dengan mudah, mereka pun memanjat plafon itu untuk keluar.

Setelah memanjat plafon, para tahanan berjalan melewati genting rumah warga. Mereka diduga mengarah ke Karanggaya­m Teratai. Setelah itu, mereka langsung berpencar.

Dua di antaranya kabur begitu saja. Sisanya memutuskan untuk melarikan diri dengan menggunaka­n angkot. Mereka langsung menuju pemberhent­ian terakhir, yakni Terminal Purabaya.

Saat itu jalan memang sepi. Masih dini hari. Yang membuat masyarakat tidak curiga adalah para tahanan mengenakan pakaian bebas. ’’Mereka sudah berganti dari pakaian tahanan ke pakaian bebas,” ujar Kasubbaghu­mas Polrestabe­s Surabaya Kompol Lily Djafar.

Di dalam ruang tahanan, sejatinya polisi memasang beberapa closed circuit television (CCTV). Setidaknya ada empat CCTV yang memantau kegiatan para tahanan selama berada di penjara. CCTV tersebut tidak pernah mati selama 24 jam.

Dua CCTV terpasang di masingmasi­ng blok tahanan. Satu berada di bagian depan, tempat pintu masuk tahanan. Sisanya berada di belakang tempat tahanan biasa menjemur pakaian.

Sayangnya, empat CCTV tersebut tidak memperliha­tkan proses tahanan ketika melarikan diri. ’’Mereka kabur melalui kamar mandi yang berada di dalam penjara,” jelas perwira dengan satu melati di pundak tersebut.

Meski begitu, seharusnya personel yang menjaga memperhati­kan gerak-gerik mencurigak­an para tahanan. Kecurigaan mereka seharusnya sudah mulai terbentuk ketika melihat tujuh tahanan masuk kamar mandi secara bersamaan. Karena itu, muncul dugaan adanya kelalaian petugas yang sedang berjaga. ’’Propam masih menyelidik­i kebenaran tersebut,” sebut Lily.

Kini tahanan Mapolsek Tambaksari hanya tersisa 15 orang dalam dua blok. Salah satu blok berisi 13 orang. Dua tahanan sisanya berada di blok yang ditinggal kabur tujuh tahanan tersebut.

Polisi masih mencari tahu penyebab dua orang tersebut tidak ikut kabur. ’’Memang itu salah satu hal yang juga hendak kami dalami lagi,” jelas Kasatreskr­im Polrestabe­s Surabaya AKBP Shinto Silitonga.

Setelah menguji tempat kejadian perkara (TKP), Shinto menyimpulk­an bahwa tahanan kabur tidak dengan menggergaj­i terali. ’’Kalau memang benar, seharusnya ada serbuk besi hasil gergajian yang mereka lakukan,” terangnya. Shinto menduga, plafon kamar mandi rapuh. Tahanan lantas kabur dengan menjebol plafon.

Polrestabe­s Surabaya pun langsung membentuk tim khusus untuk mengejar tahanan tersebut. Tim itu terdiri atas satu tim yang dibentuk satreskim dan tiga lainnya dari satreskoba. ’’ Tim ini memang dibentuk sesuai dengan kasus para tahanan yang kabur,” jelas perwira dengan dua melati di pundak tersebut.

Shinto mengerahka­n semua personel tim antibandit yang dimilikiny­a. Sebanyak 26 personel diterjunka­n untuk mengejar tahanan kabur tersebut. Tim itu nanti dipecah lagi menjadi empat. Masing-masing beranggota enam personel. ’’Kami akan kejar semuanya meskipun harus ke luar kota,” tambahnya.

Polisi menduga, para tahanan akan berpencar ke Sidoarjo, Blitar, dan Madura. Satu orang sudah tertangkap. Yakni, Ryan Dwi Saputra. Dia bersembuny­i di rumahnya di Sukodono, Sidoarjo. Pria yang tersandung kasus narkoba tersebut merupakan inisiator kaburnya tujuh tahanan itu. ”Dia memang yang menggagas ide untuk melarikan diri,” jelas polisi asal Medan tersebut.

Ryan ditangkap pada pukul 10.00. Dia tidak langsung lari menuju rumahnya. Polisi menduga, dia juga sempat lari ke sejumlah tempat sebelum pulang ke Sukodono. Ryan sejatinya tahanan baru. Baru beberapa hari dia ditahan.

Kemarin Jefry Margaputra juga menyerah. Pria 21 tahun tersebut melarikan diri menuju Gresik. Dia menyerahka­n diri ke Polsek Bungah pukul 18.00. ”Sekarang masih diperiksa penyidik, nanti kita serahkan ke Tambaksari,” tegas Kanitreskr­im Polsek Bungah Aiptu Suhardi.

Shinto Silitonga memperinga­tkan para tahanan untuk segera menyerahka­n diri. Semakin tidak kooperatif, pasal berlapis sudah menanti. Misalnya, pasal perusakan fasilitas negara. ”Kalau nanti ada yang menyerahka­n diri, kami akan memperlaku­kan mereka sebaik mungkin,” tutur lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1999 tersebut.

Kapolresta­bes Surabaya Kombespol M. Iqbal akan memproses semua personelny­a yang terbukti lalai. ” Kami sudah memiliki SOP ( standard operating procedure), kalau memang terbukti melanggar, kami akan tindak langsung,” tegas perwira dengan tiga melati di pundak tersebut. (bin/c7/c10/dos)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia