Risma: Tidak Ada Yang Tidak Mungkin
Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Surabaya mewisuda 44 taruna kemarin (17/4). Di antara jumlah itu, 11 wisudawan adalah suporter fanatik Persebaya, Bonek. Mereka berhasil menempuh pendidikan selama setahun dengan beasiswa pemkot.
KEBERHASILAN sebelas Bonek itu menjadi buah kerja sama pemkot dengan GMF Aero Asia Garuda Indonesia. Siswa yang lulus langsung mendapat kontrak kerja. Namun, keberhasilan itu tidak didapat secara instan. Mereka harus mengalahkan ratusan Bonek yang juga mendapat undangan untuk ikut tes.
Pelepasan wisudawan itu terbagi atas dua jurusan. Yakni, 20 orang lulusan avionic dan 24 orang jurusan basic aricraft structure (BAS). Seluruh Bonek yang lulus berasal dari jurusan BAS. Mereka sudah disiapkan menjadi junior mechanic.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memimpin upacara pelepasan itu. Acara yang dimulai pukul 09.00 tersebut dibuka dengan guyuran hujan. Meski begitu, para peserta bergeming. Para wisudawan berbaris bak tentara. Memang, selama ini mereka ditempa dengan pendidikan semimiliter. Rambut mereka bahkan dipelontos.
Pekerjaan yang mereka lakukan nanti berhubungan dengan nyawa banyak orang. Karena itu, mereka yang dulu sering membangkang dengan orang tua kini sudah mengubah sikap.
Risma menerangkan, anak-anak Bonek yang diberi beasiswa bukan anak biasa. Mereka memiliki inteligensi yang tinggi. Mereka berhasil mengalahkan 700 Bonek yang mengikuti seleksi. Karena itu, Risma meminta mereka bisa menjadi contoh bagi teman-temannya. ’’Kalian enggak menyangka kan ada di sini? Ya, karena tidak ada yang tidak mungkin,’’ ujar wali kota Surabaya dua periode itu.
Risma juga memasangkan jaket Bonek untuk para wisudawan secara simbolis. Candra Sugio mendapat kehormatan untuk menerimanya. ’’ Iki Bonek iki, Pak,’’ kata Risma kepada para pejabat ATKP yang hadir.
Acara seremonial pelepasan dilanjutkan dengan penampilan marching band, gamelan jawa, hingga bela diri. Seluruh penampilan itu merupakan soft skill yang diajarkan selama di asrama.
Vice President Human Capital Management GMF Aero Asia Garuda Indonesia Asep Kurnia hadir langsung dalam acara itu. Sebanyak 24 anak yang lulus sudah dijamin tidak menganggur. Perusahaannya sudah mengikat kontrak dengan Pemkot Surabaya. ’’Nanti jadi teknisi junior dulu,’’ ujarnya.
Jenjang karir di salah satu perusahaan perawatan pesawat terbesar di Asia itu dirasa sangat menjanjikan. Bukan tidak mungkin teknisi junior bisa naik pangkat hingga jabatan manajer. ’’Saya dulu juga dari bawah. Tergantung adik-adik ini bagaimana kemauannya untuk kerja keras,’’ kata pria yang sudah bekerja selama 20 tahun di Garuda Indonesia itu.
Kepala Badan Pengembangan SDM Perhubungan Wahju Satrio Utomo menilai, sistem perekrutan ATKP Surabaya dapat ditiru 18 sekolah perhubungan lain yang tersebar di Indonesia. Sistem beasiswa itu dirasa dapat membantu meningkatkan taraf hidup warga tak mampu. Mereka yang dididik, direkrut, dan dipekerjakan bisa menjadi penopang keluarga. ’’Akan kami sosialisasikan ke sekolah lain agar bupati dan wali kotanya meniru Surabaya,’’ jelas Wahju kepada Jawa Pos.
Dia menerangkan, saat ini kebutuhan tenaga perhubungan sangat tinggi. Hal itu sesuai dengan visi Presiden Joko Widodo yang gencar membangun bandara-bandara di kawasan pinggiran. Banyak juga proyek pelabuhan di seluruh Indonesia. ’’Kami butuh banyak. Makanya, prospek kerja di perhubungan itu sangat besar, lagi dicari,’’ lanjutnya. (salman muhiddin/c19/oni)