Jawa Pos

Pelaksanaa­n USBN Hari Pertama Lancar

-

SIDOARJO – Ribuan siswa tingkat SMP sederajat mengikuti ujian sekolah berstandar nasional (USBN) kemarin (17/4). Ujian hari pertama itu berlangsun­g lancar. Baik sekolah yang sudah melaksanak­an computer based test (CBT) maupun kertas dan pensil. USBN itu sekaligus menjadi penentu kelulusan.

Total 31.048 siswa di Kota Delta mengikuti USBN. Perinciann­ya, SMP 25.596 siswa, madrasah tsanawiyah (MTs) 5.429 siswa, dan SMP terbuka 23 siswa. Sedangkan lembaga penyelengg­ara sebanyak 226 ( selengkapn­ya baca grafis).

Berbeda dengan ujian nasional berbasis komputer (UNBK), pelaksanaa­n USBN di Sidoarjo masih belum 100 persen menggunaka­n komputer. Hanya ada 38 lembaga atau 23 persen dari total SMP yang sudah CBT

Jika siswa ingin menginap di asrama ketika masa belajar sudah habis, harus ada solusinya. Khususnya, mengenai anggaran makan dan honor penjaga asrama. ”Kalau memang dibolehkan siswa menginap sehari setelah UNBK, harus diatur anggaranny­a. Termasuk yang menjaga,” kata Delice kemarin (17/4).

Menurut dia, insiden pemulangan siswa kelas XII pada 13 April harus menjadi pelajaran bersama. Pengelola sekolah sebenarnya telah menyosiali­sasikan peraturan tersebut kepada pelatih, guru, dan seluruh siswa sejak satu bulan lalu. ”Saya sudah sampaikan, baik lisan maupun tertulis, bahwa siswa kelas XII harus sudah keluar dari asrama pada 13 April,” kata Delice.

Selama ini, lanjut Delice, sudah menjadi kebiasaan siswa ketika akan keluar asrama selalu ”rewel”. Meski begitu, pihaknya berusaha tegas. Apalagi, peraturan tersebut disosialis­asikan sejak satu bulan lalu. Karena itu, ketika selesai ujian, siswa langsung diminta segera pulang.

”Sebelumnya, saya sudah meminta siswa untuk menyampaik­an kepada orang tua agar menjemput pada 13 April. Saya juga sudah siapkan mobil untuk mengantar anak-anak ke rumah masing-masing,” ujarnya.

Namun, banyak siswa yang tidak mau memanfaatk­an mobil yang disediakan sekolah. Mereka memilih di asrama lantaran ingin mengadakan pesta kecil per pi sahan. ”Saya memang melarang ada pesta di asrama. Nanti kan ada (acara) perpisahan sendiri di sekolah. Siapa yang tanggung jawab kalau di asrama?” kata Delice.

Pesta kecil itu rencananya hanya diikuti 20 siswa. Siswa yang lain memilih langsung kembali ke rumah masing-masing. Ada yang dijemput, ada pula yang pulang sendiri. ”Saya sendiri pukul 17.00 (pada 13 April) ada Kamis putih (rangkaian Paskah, Red). Jadi, harus segera pulang. Saya juga mendesak anak-anak untuk segera pulang,” sambungnya.

Delice mengaku tidak tahumenahu bahwa puluhan siswa akhirnya menginap di mes voli pantai. Sebab, mes tersebut berada di luar dari tanggung jawab Smanor. Dia juga tidak menyangka bahwa pemulangan siswa itu akhirnya berbuntut panjang. ”Kalau anak-anak menginap semalam di asrama, jika terjadi apa-apa, tidak ada yang tanggung jawab. Semua pas libur,” ujar Delice.

Selain itu, tidak ada lagi alokasi anggaran untuk siswa kelas XII setelah masa belajar habis. Mi- salnya, untuk uang makan. Dispensasi hanya diberikan kepada beberapa siswa yang rumahnya di luar pulau atau akan mengikuti kejuaraan nasional maupun level Asia. Mereka masih diberi dispensasi tinggal di asrama. ”Tidak ada pengusiran paksa, apalagi ada kekerasan,” tegasnya.

Seperti diberitaka­n, puluhan siswa Smanor diminta Kasubbag TU untuk meninggalk­an asrama setelah selesai mengerjaka­n UNBK pada Kamis (13/4). Para siswa sempat melobi pihak sekolah untuk diperboleh­kan menginap satu malam lagi. Selain ingin melepas penat setelah menjalani ujian nasional berbasis komputer (UNBK), mereka ingin mengadakan acara perpisahan kecil sambil makan-makan di asrama. Keesokanny­a mereka akan kembali ke rumah masing-masing.

Permintaan tersebut ditolak pihak sekolah. Siswa tetap diminta pu- lang. Karena kecewa, puluhan siswa akhirnya menumpang di mes voli pantai. Ada juga yang menumpang di rumah salah satu orang tua wali murid. ”Mobil yang disediakan itu hanya untuk mengantar ke stasiun dan terminal. Kami semua sudah sakit hati di- usir. Akhirnya, kami menolak,” kata salah seorang siswa kelas XII Smanor yang tak mau disebutkan namanya. (ayu/c6/pri)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia