Jawa Pos

Bupati Tegur Direksi Bank Gresik

Nilai Jaminan Lebih Kecil daripada Kredit

-

GRESIK – Kinerja Perusahaan Daerah (PD) BPR Bank Gresik mendapat sorotan dari Bupati Sambari Halim Radianto. Kemarin (17/4) orang nomor satu di Gresik itu bersama rombongan mengadakan inspeksi mendadak ke kantor bank tersebut. Dia ingin melihat langsung kinerja manajemen perusahaan milik daerah itu.

Sambari bersama rombongan tiba di lokasi pukul 13.00. Dua petugas perempuan yang duduk di balik meja layanan menyambut mereka. ’’Kok sepi?’’ kata Sambari. ’’Direktur utamanya ada?’’ lanjutnya. Petugas tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut. Sebab, Direktur Utama PD BPR Bank Gresik Al Kusani dan Direktur PD BPR Bank Gresik Agung Andoko Putro tidak berada di lokasi. Sambari tampak kecewa. Dia lalu menelepon Kusani dan memintanya kembali ke kantor.

Selang 30 menit kemudian, Kusani bersama Agung tiba di kantor. Dia bersama jajarannya menemui Sambari di salah satu ruangan PD BPR Bank Gresik. Di ruangan tersebut, Kusani melaporkan kondisi terakhir PD BPR Bank Gresik.

Dia menuturkan, aset per 13 April mencapai Rp 38,9 miliar. Lalu, nilai kredit mencapai Rp 27, 6 miliar. Dana pihak ketiga sebesar Rp 26,3 miliar. Sambari tidak merespons laporan tersebut. Dia justru melihat lembaran kertas yang disodorkan Kusani. Sambil membolak-balik lembaran itu, dia sempat menggeleng­kan kepala beberapa kali.

’’Ada yang janggal dan itu menjadi catatan,’’ ucap Sambari. Dia melihat jaminan yang diberikan nasabah tidak proporsion­al jika dibandingk­an dengan nilai kredit. Nilai jaminan hanya Rp 2.750.000, tapi kredit yang diberikan Rp 3.300.000. ’’Kok bisa seperti ini,’’ lanjutnya.

Sambari juga menyoroti dana yang ditabungka­n di bank lain. Nilainya mencapai Rp 9 miliar dengan bunga 4 persen per tahun. Angka bunga itu sama dengan yang diberikan PD BPR Bank Gresik kepada nasabah. ’’Untuk apa ditabungka­n ke bank lain, itu berisiko besar,’’ ucapnya. Dia menyaranka­n manajemen bisa memutar dana tersebut. Langkah itu lebih konkret dan masuk akal. ’’Daripada ditabungka­n ke bank lain dengan bunga yang sama, total akhir akan memberatka­n PD BPR Bank Gresik,’’ ucapnya.

Kusani berusaha menjelaska­n permasalah­an tersebut. Dia bersikeras bahwa perbanding­an antara jaminan dan nilai kredit sudah proporsion­al. Dalihnya, bank sudah mengawalin­ya dengan penetapan taksiran harga. ’’Setelah ada taksiran harga, kami baru menentukan nilai kredit yang dikucurkan,’’ jelasnya.

Namun, penjelasan itu belum mampu menjawab apa yang dipertanya­kan Sambari. Sebab, dalam catatan, nasabah menyatakan nilai jaminan hanya Rp 2.750.000, tapi nilai kredit yang dikucurkan Rp 3.300.000. ’’Kalau nasabah tidak mau membayar, dia untung dan bank rugi,’’ timpal Sambari.

Kusani tetap ngotot bahwa yang sudah diterapkan itu benar. Besaran kredit yang dikucurkan sudah melalui tahap seleksi. Karena itu, dia yakin tidak ada masalah.

Mengelola perbankan tidak bisa disamakan dengan bisnis. Ada faktor lain yang tidak tercantum di ilmu bisnis. Salah satunya dalam menentukan besaran kredit. Meski begitu, Kusani menerima semua catatan yang disampaika­n Sambari. ’’Kami akan perbaiki jika memang diperlukan sehingga ke depan bisa lebih baik,’’ ungkap dia. (riq/c7/ai)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia