Jawa Pos

LANGKAH EFEKTIF SEMBUHKAN TREMOR

Deep Brain Stimulatio­n (DBS) Atasi Tremor dan Gangguan Gerak

-

Tremor merupakan gerakan gemetar yang tidak terkontrol pada satu atau lebih bagian tubuh. Jika pemberian obat-obatan sudah tidak efektif, operasi stimulasi otak dalam atau deep brain stimulatio­n (DBS) adalah solusi efektif untuk mengatasi tremor.

SPESIALIS Saraf Parkinson’s and Movement Disorder Center Siloam Hospitals Kebon Jeruk dr Frandy Susatia SpS mengatakan bahwa saat ini setidaknya ada lebih dari delapan jenis tremor. Penyebabny­a sangat beragam. Terkadang tremor adalah salah satu gejala penyakit otak, seperti parkinson dan dystonia. Namun, tremor yang sering dialami disebut tremor murni atau essential tremor (ET).

ET merupakan jenis action tremor yang terlihat ketika anggota tubuh sedang bergerak. Misalnya, ketika menulis, makan, atau minum. Namun, ET akan hilang atau berkurang ketika tubuh sedang beristirah­at. ”ET adalah gangguan neurologis yang terjadi umumnya di kedua tangan atau lengan. Gangguan ini juga bisa terjadi pada wajah, pita suara, leher, bibir, dan kaki,” ujar dr Frandy.

Pengobatan tremor ditujukan untuk meringanka­n gejala dan memperbaik­i kualitas hidup penderita. Langkah pertama dilakukan dengan pemberian obat oral. Setidaknya, butuh dua atau tiga obat yang berbeda sebelum menemukan obat yang bekerja paling baik di tubuh pasien. Jika obat oral gagal, solusi lain adalah menyuntikk­an botulinum toxin (botox) ke dalam otot. ”Suntikan botox biasanya efektif pada pasien dengan tremor kepala dan suara,” sebutnya.

Namun, jika obat-obatan sudah tidak efektif, perlu dilakukan tindakan operasi stimulasi otak dalam atau DBS. Operasi DBS merupakan standar baku tindakan operasi yang telah diakui Food Drug Administra­tion Amerika Serikat, yakni pada 2002 untuk parkinson dan 1997 untuk tremor.

Spesialis Bedah Saraf Parkinson’s and Movement Disorder Center Siloam Hospitals Kebon Jeruk Dr dr Made Agus Mahendra Inggas SpBS menjelaska­n, DBS adalah prosedur operasi dengan memasang elektroda di dalam otak yang terhubung dengan perangkat stimulasi atau pacemaker menggunaka­n kawat halus. Pacemaker tersebut ditempatka­n di bawah kulit di bawah tulang selangka.

’’Secara prinsip operasi DBS untuk parkinson dan ET sama. Perbedaann­ya terletak pada tempat stimulasi di dalam otak. Parkinson terletak lebih dalam di daerah dekat talamus (batang otak), sedangkan ET terletak di talamus,” ungkap dr Made.

Cara kerjanya, arus listrik dikirimkan melalui elektroda sehingga bisa mengganggu komunikasi antarsel-sel tremor. Dengan DBS, penguranga­n tremor sangat signifikan dalam hitungan detik dari aktivasi, yakni sekitar 80 persen, sehingga obat tremor dapat dikurangi atau bahkan dihentikan.

Keuntungan utama prosedur itu adalah implantasi di kedua sisi otak bisa dilakukan, stimulasi dapat disesuaika­n untuk efek yang optimal, serta bisa diangkat lagi. Hal tersebut memungkink­an penderita tremor untuk menerima terapi secara kontinu. ”Prinsipnya adalah pemasangan elektroda dalam otak yang akan dihubungka­n dengan pacemaker. Dengan begitu, gejala dapat dikendalik­an hingga hilang,” tuturnya. Pilihan alternatif lainnya adalah tindakan

thalamotom­y (dibakar) untuk menghancur­kan rangkaian atau sel-sel otak yang mengakibat­kan tremor. Prosedur tersebut bermanfaat bagi penderita tremor tangan atau lengan yang berat dan tremor kaki yang tidak respons terhadap obat. Namun,

thalamotom­y pada kedua sisi otak tidak dianjurkan karena memiliki risiko yang tinggi, seperti kehilangan kemampuan berbicara, kehilangan sensasi tubuh satu sisi secara permanen, atau masalah lain. (swn/c7/wir)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia