Inginkan Dukungan, May Umumkan Pemilu Dini 8 Juni
LONDON – Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May menuruti saran partainya untuk menyelenggarakan pemilu dini. Kemarin (18/4) pemimpin 60 tahun itu mengumumkan tanggal pemilihan umum yang bakal berlangsung tiga tahun lebih cepat dari jadwal semestinya. Dia memilih 8 Mei sebagai tanggal pemungutan suara.
’’Kita perlu menggelar pemilu dan kita perlu menggelarnya sekarang,’’ kata May dalam jumpa pers di halaman Downing Street 10 kemarin. Dia mengatakan, sekarang waktu yang paling tepat untuk menghelat pemilu. Sebab, dia tengah membutuhkan banyak dukungan untuk menghadapi Uni Eropa (UE) terkait dengan British Exit alias Brexit. Tanpa dukungan penuh dari rakyat dan seluruh jajaran pemerintahan, May mengatakan akan sulit menjalankan mandatnya.
Pengumuman May tentang pemilu dini itu sebenarnya bukan sesuatu yang tidak diantisipasi sebelumnya. Dalam internal Partai Konservatif, wacana tersebut sudah berkali-kali muncul. Bahkan, partai juga sudah menyampaikannya kepada May. Namun, selama ini PM perempuan kedua Inggris tersebut selalu menolaknya. Dia beralasan ingin fokus pada Brexit.
Belakangan keresahan masyarakat terkait dengan Brexit meningkat akibat komentar serta pendapat pencinta dan pemuja UE yang dipublikasikan media. Kubu pro- UE yang oleh publik Inggris disebut europhiles menentang kebijakan May terkait dengan perdagangan. Terutama rencana untuk menarik diri dari pasar tunggal Eropa. Menurut mereka, rencana itu hanya akan menjerumuskan Inggris ke dalam krisis ekonomi.
’’Perbedaan yang kini semakin nyata, Westminster akan meningkatkan risiko kegagalan kita dalam Brexit. Negara ini juga akan tenggelam dalam ketidakpastian dan kelabilan,’’ ungkap May. Perempuan penyuka sepatu bermotif leopard tersebut menuduh lawan-lawan politiknya sengaja memperkeruh suasana dengan memanfaatkan Brexit sebagai senjata. (AFP/Reuters/ BBC/hep/c15/any)