Jawa Pos

KA Hantam Minibus Rombongan Kondangan

Enam Tewas, Dua Korban Patah Tulang

-

KROYA – Enam orang tewas setelah sebuah minibus Elf bernopol R 1724 EA tertabrak kereta api Lodaya pagi sekitar pukul 11.15 kemarin (18/4). Insiden tersebut terjadi di lintasan tanpa palang di Dusun Sigong, Desa Pucung Lor, Kecamatan Kroya.

Korban meninggal mayoritas mengalami luka parah di bagian kepala. Mereka adalah penumpang minibus yang duduk di bagian belakang. Selain korban tewas, dua penumpang Elf mengalami patah tulang. Yakni, Martono, 60, patah kaki sebelah kanan dan Rasem, 67, patah tulang tangan. Seluruh korban dievakuasi ke Rumah Sakit Aghisna Kroya.

Peristiwa tersebut terjadi tidak lama setelah rombongan yang terdiri atas perwakilan keluarga dari Desa Purwodadi, Kecamatan Nusawungu, berangkat pukul 11.00. Mereka hendak kondangan ke pernikahan salah seorang saudara di Banjarnega­ra. Mereka menumpang minibus dari agen travel Kanthong Bejo Trans yang dikemudian Sunaryo, salah seorang anggota keluarga.

Pukul 11.15 minibus berisi 16 penumpang tersebut melewati lintasan kereta di Dusun Sigong. Palang lintasan tidak menutup karena memang digerakkan secara manual. Saat itu Sunaryo tidak menyadari ada kereta yang melaju dari timur. Tabrakan pun tidak terelakkan. Lokomotif menghantam bagian belakang sebelah kanan minibus ( lihat grafis).

Kusnandar, 40, pengendara motor di seberang rel sebelah utara mengaku melihat langsung saat lokomotif dan minibus berbentura­n. ”Suaranya sangat keras. Saya melihat penumpang di dalam mobil terlempar keluar kendaraan,” terangnya.

Bersama seorang pengendara motor yang lain, Kusnandar mencoba melihat kondisi korban. ”Penumpang yang selamat, termasuk sopir, langsung keluar ikut mendatangi korban yang tergeletak. Saya kemudian minta tolong kepada warga,” katanya.

Kepala Desa Pucung Lor Adiran mengungkap­kan, lintasan di tempat kejadian memang manual, dibuat secara swadaya oleh warga. Penjaganya pun digilir dari warga sekitar yang mau membantu. ”Sifatnya hanya membantu sehingga semua kembali ke pengendara yang melintas. Saat itu yang berjaga Pak Kamsi,” ujarnya.

Namun, dia mengaku tidak tahu alasan KA Lodaya pagi melintas pukul 11.15. Biasanya kereta tersebut lewat di lintasan Sigong pukul 10.15. Dia berharap ada penjelasan dari pihak terkait. ”Kami tidak ingin petugas yang jaga saat itu menjadi pihak yang disalahkan. Sebab, tugasnya hanya membantu pengamanan lintasan,” harapnya.

Kapolres Cilacap AKBP Yudo Hermanto SIK yang memimpin olah TKP menyatakan, petugas dari bagian laka akan memperjela­s penyebab insiden tersebut. Namun, korban meninggal karena benturan yang sangat keras antara kereta dan minibus.

Lantaran lokasi kejadian merupakan lintasan tanpa palang, Yudo mengimbau para pengguna jalan lebih berhati-hati. Untuk sementara, Sunaryo bersama tujuh penumpang yang selamat menjalani pemeriksaa­n di Mapolsek Kroya. Tetapi, tidak menutup kemungkina­n mereka akan dibawa ke Mapolres Cilacap untuk pemeriksaa­n lebih lanjut.

Secara terpisah, Kholil, 55, warga Dusun Sigong, menerangka­n bahwa kecelakaan kereta api sudah lama tidak terjadi di lintasan tersebut. Tepatnya sejak ada penjaga swakarsa yang diinisiato­ri Desa Pucung Lor. ”Kalau dulu memang sering terjadi kecelakaan. Karena itu, banyak yang menjuluki lintasan Sigong menjadi lintasan maut.” ( yan/JPG/c25/fal)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia