Kue, Doa, dan Peluncuran Buku
Persela Rayakan Ultah Setengah Abad
LAMONGAN – Tidak ada ingar-bingar kembang api. Tidak ada pula deru musik yang menggema di berbagai sudut Lamongan. Hanya ada dua kue ulang tahun setelah latihan Persela Lamongan kemarin sore (18/4). Juga, doa bersama di Masjid Mbah Lamong.
Padahal, kemarin adalah hari istimewa: Persela tepat berusia setengah abad alias 50 tahun. Namun, klub berjuluk Laskar Joko Tingkir itu memilih untuk merayakannya dengan sederhana tetapi penuh makna.
’’ Terima kasih kepada para suporter yang tiada henti mendukung. Semoga, pada usia 50 tahun, Persela bisa lebih berjaya dan makin jadi kebanggaan masyarakat Lamongan,’’ tutur Manajer Persela Yunan Achmadi di Lamongan kemarin.
Sebagai bagian dari perayaan ulang tahun tersebut, ada peluncuran buku yang bertajuk Persela Menegaskan Identitas
Kami karya wartawan Jawa Pos Miftakhul Fahamsyah. Laun
ching buku itu dihadiri pula oleh suporter fanatik Persela, Cur va Boys, serta salah seorang pemain, Taufik Kasrun. Obrolan cukup seru tersaji dalam launching buku tersebut. Mulai sejarah berdirinya klub berkostum biru langit itu hingga momenmomen bersejarah di dalamnya.
Mifta, sapaan akrab Miftakhul Fahamsyah, mengungkapkan, saat ini, di mana pun berada, warga Lamongan sudah tidak malu mengakui dari mana asalnya. ’’Awalnya gara-gara (pelaku Bom Bali I, Red), Amrozi. Sekarang Persela-lah yang jadi kebanggaan masyarakat Lamongan,’’ katanya.
Sementara itu, pelatih Persela Herry Kiswanto menyatakan bahwa para penggawa Persela tahun ini juga berjanji membe- rikan yang terbaik kepada para suporter. ’’Mereka bermain untuk Persela. Tulus dari hati,’’ ujarnya. (rid/c14/ttg)