Fokus Benahi Sisi Mental
Pertaruhan Gengsi Finalis Sektor Putri
SURABAYA – Laga grand final Proliga 2017 tersisa empat hari lagi. Dua finalis sektor putri Jakarta Pertamina Energi dan Jakarta Elektrik PLN mengusung ambisi besar untuk menyabet titel juara. Partai final tahun ini pun bak medan pertaruhan gengsi antara dua tim tersebut. Sebab, kedua tim menjadi finalis tahun lalu.
Elektrik mengusung motivasi untuk meraih hat-trick gelar juara. Mereka tak terkalahkan dalam final dua edisi terakhir. Termasuk saat menghadapi Pertamina tahun lalu.
Di lain pihak, Pertamina membawa misi pembalasan saat menantang PLN akhir pekan ini. Tahun lalu, mereka kalah dramatis di final. Sempat ketinggalan 0-2, mereka merebut dua set berikutnya. Sayang, mereka tak mampu melanjutkan tren positif di set terakhir dan menyerah 2-3.
Karena itu, Pertamina tak mau malu lagi. Tim asuhan Risco Herlambang tersebut pun mengintensifkan masa persiapan yang singkat menuju final. Terlebih, mereka mendapatkan evaluasi besar dari laga terakhir di putaran kedua final four. Yakni, kekalahan dari lawan yang sama (PLN) dengan skor 1-3 (24-26, 25-22, 21-25, 22-25).
”Kami sudah mengetahui kelemahan dan kekuatan mereka (Elektrik, Red). Kekuatan kami hampir seimbang. Sisanya adalah masalah mental. Siapa yang kuat, dialah yang akan menang,” jelas Risco, pelatih Pertamina.
Selain berfokus membenahi kebugaran fisik Tri Retno Mutiara dkk, Risco telah mewaspadai permainan Aprilia Manganang. Menurut dia, April –panggilan Aprilia–memiliki kemampuan di atas rata-rata pemain Indonesia. ”Banyak bola-bola sulit yang bisa dia jangkau. Bisa dikatakan, jika dibandingkan dengan pemain asing pun, April bisa jadi lebih bagus,” ujarnya.
Kemampuan Aprilia di Proliga memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Pemain 23 tahun tersebut berhasil menyabet gelar top skor Proliga 2017. Dia juga pernah meraih gelar best spiker pada Proliga 2016.
Karena itu, Risco telah membenahi faktor mental Novia Andriyanti dkk. Dia menginstruksi timnya tetap bermain tenang meski sedang diserang. ”Secara materi tim, kekuatan kami merata,” ungkapnya.
Di sisi lain, berstatus sebagai juara bertahan, Elektrik optimistis menatap partai final menghadapi Pertamina. Asisten pelatih Elektrik Abdul Munif telah membenahi kekurangan timnya, terutama dari segi passing. ”Sisanya, kami hanya
maintenance fisik anak-anak,” ujarnya Pertamina bisa dikatakan memiliki kenangan buruk ketika bertemu Elektrik. Dalam empat kali pertandingan melawan Elektrik pada Proliga tahun ini, mereka hanya mampu membukukan satu kali kemenangan. Yakni, pada putaran kedua seri reguler di Surabaya. Saat itu mereka menekuk Elektrik dengan skor tipis 3-2 (25-19, 24-26, 23-25, 25-21, 15-11). (tif/rpd/c24/ady)