Antisipasi Kelemahan Sendiri
LAGA terakhir di putaran kedua sejatinya tak berpengaruh pada kepastian langkah Palembang Bank Sumsel Babel ke grand final. Saat itu mereka meraih kemenangan atas juara bertahan Surabaya Bhayangkara Samator. Meski demikian, mereka merayakannya seperti telah menggenggam trofi juara.
Satu langkah lagi Bank Sumsel Babel merealisasikan mimpi juara. Namun, final bukanlah hal mudah. Pelatih Palembang Bank Sumsel Babel Samsul Jais menuturkan, pada laga puncak tersebut, timnya harus memberikan segalanya. Termasuk melakukan pembenahan untuk menutupi kekurangan dalam laga-laga sebelumnya. ’’Lawan Samator, kita sering mati sendiri, banyak poin terbuang,’’ ujar Samsul.
Padahal, sering kali Bank Sumsel Babel berada dalam posisi unggul. Bahkan, ketika poin krusial mencapai 20 ke atas, ma lah pemain Bank Sumsel Babel yang terbebani. ’’Kalau under pressure, malah lawan yang men dikte kita,’’ kata Samsul.
Nah, untuk itu, Samsul menginstruksi anak asuhnya tetap berkonsentrasi sepanjang pertandingan. Ketika sudah unggul pemain, tidak boleh sampai lepas kontrol. ’’Harus disadari benar oleh pemain, saya harus instruksikan bahwa kita belum habis,’’ ujar Samsul.
Dia menuturkan, dirinya sudah mengantongi kekuatan lawannya di final mendatang, yaitu Jakarta Pertamina Energi. ’’Sudah tahu kele mahan, tinggal nanti siapa yang lebih kuat secara mental saja,’’ kata Samsul.
Sementara itu, Putut Marhaento, pelatih Pertamina, menuturkan bahwa timnya siap menghadapi final. Putut hanya berharap kebugaran pemain tetap terjaga. Terlebih, pada pertandingan terakhir melawan Jakarta BNI Taplus, Putut mengistirahatkan beberapa pemain. ’’Main tiga hari, tinggal bagaimana mengembalikan kondisi fisik. Semoga semua siap menghadapi per- tandingan,’’ ujar Putut.
Dalam empat kali pertemuan kedua tim pada 2017, Bank Sumsel Babel hanya meraih satu kali kemenangan, yaitu ketika seri 5 putaran 2 Proliga Surabaya. Bank Sumsel Babel secara mengejutkan mengalahkan Pertamina dengan skor 3-1 (20-25, 25-20, 25-20, 25-13). (rpd/c19/ady)