Jawa Pos

Sanitary Landfill Dilanjutka­n

-

SIDOARJO – Setelah sempat terhenti, kelanjutan proyek sanitary

landfill di Desa Kupang Jabon akhirnya kembali terlihat. Pada pertengaha­n tahun ini, pemkab menuntaska­n pembayaran ganti rugi tanah warga yang dijadikan lahan pengolahan sampah tersebut.

’’Tetap dilanjutka­n,’’ tegas Bupati Sidoarjo Saiful Ilah setelah menghadiri acara temu UKM di Hotel Premier Inn, Juanda, kemarin (18/4)

Pria 67 tahun itu menjelaska­n, proyek yang berjalan sejak 2012 dengan dana dari pemerintah pusat tersebut hampir rampung. Total lahan yang diperlukan untuk membangun sanitary landfill di Desa Kupang Jabon seluas 20 hektare. Pembebasan­nya dilakukan secara bertahap. Hingga 2016, lahan yang sudah dibebaskan mencapai 13 hektare. Sisa 7 hektare dituntaska­n tahun ini. ’’Lahannya sudah tersedia,’’ kata Saiful.

Total dana yang dibutuhkan untuk membebaska­n sisa lahan mencapai Rp 15 miliar. Menurut Saiful, sebagian sudah dialokasik­an dalam APBD 2017. Namun, besarannya belum mencukupi. Baru sekitar Rp 10 miliar. Kekurangan­nya, imbuh dia, akan ditutupi dalam perubahan anggaran keuangan (PAK).

Sebelumnya, pembanguna­n sanitary landfill tersendat. Penyebabny­a, pemkab masih mempertimb­angkan model pengolahan sampah yang benar-benar cocok bagi Kota Delta. Kebetulan, perusahaan asal Tiongkok, Everbright Internatio­nal, juga menawarkan pengolahan sampah dengan cara pembakaran.

Dalam perkembang­annya, pemkab dan pemerintah pusat akhirnya meneken perjanjian. Pemerintah pusat bertugas membangun sanitary landfill, sedangkan pemkab menyediaka­n lahannya. Konsep sanitary landfill dirancang ulang. Sampah tidak hanya ditumpuk di satu lahan. Sebagian sampah dibakar. ’’Harus dibakar. Kalau cuma ditumpuk, masalah tidak akan selesai,’’ ujarnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Sidoarjo Djoko Sartono mengatakan, konsep sanitary landfill yang baru kini masih dimatangka­n. Pemkab memadukan penimbunan sampah ala sanitary landfill dengan sistem pembakaran. Rencananya, pada lahan yang sama, dibangun pabrik pembakaran sampah. Sampah yang tidak bisa diolah secara alami dengan ditimbun tanah akan dibakar. ’’Kami padukan sanitary landfill dengan pembakaran sampah,’’ jelasnya.

Untuk pabrik pembakaran sampah, pembanguna­nnya tidak dilakukan oleh pemkab. Yang membangun adalah pihak ketiga. Setelah dikelola beberapa tahun oleh pihak ketiga, selanjutny­a aset tersebut diserahkan ke Pemkab Sidoarjo. Istilahnya, sistem bangun guna serah atau build operate and transfer (BOT).

Pada bagian lain, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) M. Bahrul Amig mengatakan, model pengolahan sampah dengan sanitary landfill sangat dibutuhkan Sidoarjo. Sebab, setiap tahun jumlah sampah di Kota Delta terus meningkat seiring dengan bertambahn­ya kawasan hunian. Sampah yang dihasilkan mencapai 1.300 ton per hari.

Saat ditanya soal konsep sanitary landfill yang dipadukan dengan model pembakaran, Amig mengatakan belum mengetahui detailnya. ’’Kami rapatkan dulu,’’ ujar pria asal Desa Prasung tersebut. (aph/c7/pri)

 ?? HANUNG HAMBARA/JAWA POS ?? TIDAK BERUNTUSAN: Laurensia Jessica Yulia (ilustrasi) mengecek kondisi kulitnya kemarin.
HANUNG HAMBARA/JAWA POS TIDAK BERUNTUSAN: Laurensia Jessica Yulia (ilustrasi) mengecek kondisi kulitnya kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia