Sehat Bersama Ikan
SIDOARJO – Sosialisasi gemar makan ikan sejak dini semakin gencar. Anak-anak juga harus tahu jenis-jenis binatang yang hidup di air tersebut. Karena itu, 90 siswa SD Islam Kreatif Mutiara Anak Sholeh, Sukodono, belajar tentang ikan bersama dengan Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Surabaya II di sekolah mereka kemarin (18/4).
’’Karena masih tingkat SD, kami kenalkan segala jenis ikan dulu,’’ ujar salah satu pendamping acara dari Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Surabaya II Ricat Pahlevi.
Mereka mengenalkan ikan air laut, payau, dan tawar. Ricat bersama tim pun membawa serta ikan-ikan sebagai media peraga pengenalannya. Ikan laut, di antaranya, ikan kakak tua, ikan makarel, lemuru, ikan tengiri, gurita, dan ikan teri nasi. Lele dan mujair termasuk ikan air tawar. ’’Untuk payau, kami bawa bandeng. Ada dua jenis udang. Juga, dari udang air tawar dan air laut,’’ kata Ricat.
Selain pengenalan jenis ikan melalui presentasi, para siswa bermain tebak-tebakan. Tim Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Surabaya II tidak ketinggalan membawa makanan olahan berbahan ikan. Ada siomai, steak, dan nugget yang semuanya dari ikan. ’’Targetnya mereka ini jadi gemar makan ikan sekaligus mengenalkan ikan yang layak dikonsumsi itu seperti apa. Sehat bersama ikan,’’ katanya.
Setelah puluhan siswa SD mencicipi ragam makanan olahan ikan, mereka diberi kesempatan untuk memasuki bus milik Ba- lai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Surabaya II. Bus tersebut merupakan laboratorium khusus ikan. ’’Kami open house. Bus ini yang biasa kami tempatkan di pasar-pasar ikan untuk mengecek kandungan formalin,’’ tutur Ricat.
Ada demonstrasi cara pengoperasian mikroskop. Siswa ditunjukkan bagaimana melihat sel-sel yang ada di ikan melalui mikroskop. ’’Kami sudah siapkan preparat kecil dari beberapa jenis ikan,’’ jelas Ricat.
Siswa yang ikut sangat antusias. Mereka mencoba hal baru yang jarang atau bahkan belum mereka lihat. ’’Dengan belajar seperti begini, anak-anak tidak cepat bosan. Apalagi mereka bisa mencicipi ikan dan melihat hal-hal baru,’’ jelas Hasyim Asy’ari, salah satu guru pendamping. (uzi/c15/dio)