Praktikkan Hasil Pelatihan
DESA Grinting menjadi tuan rumah peringatan Hari Kartini di Kecamatan Tulangan kemarin (18/4). Sebanyak 22 ibu PKK dari perwakilan setiap desa adu luwes tampil di hadapan pengunjung di balai desa. Mereka juga menampilkan keserasian busana dan make-up terbaik. ’’Di Kecamatan Tulangan ada 22 desa. Setiap desa harus mengirim perwakilan,’’ ujar Ketua PKK Kecamatan Tulangan Keti Erna.
Meski kompetisi dimulai pukul 09.30, sejak pukul 06.00 para peserta terlihat sibuk mempersiapkan diri. Mereka menyiapkan kebaya, hijab, serta merias wajah di balai desa. ’’Boleh dandan sendiri, boleh didandani, yang penting hasilnya bagus,’’ kata istri Camat Abdul Wahib tersebut.
Salah satu yang menarik, seluruh peserta tampil menggunakan hijab. Ada penilaian tersendiri terkait dengan variasi hijab dan penggunaan hijabnya. ’’Hijab, make-up, dan busana harus serasi. Selama sekitar 3 menit berjalan di panggung juga harus luwes, tidak boleh kaku dan malu-malu,’’ papar perempuan yang juga menjabat kepala SDN Kedungturi itu.
Lomba fashion show ibu-ibu PKK se-Kecamatan Tulangan tersebut baru kali pertama diselenggarakan. Tidak heran, antusiasmenya begitu tinggi.
Peserta fashion show nomor urut 18 dari PKK Desa Tlasih, Usa Aminarti, mengatakan bangga bisa tampil mewakili desa. Dia menampilkan make-up kreasi sendiri. ’’Biar ilmunya tersalurkan. Dulu pernah belajar pelatihan make-up,’’ kata perempuan yang kemarin mengenakan kebaya dan hijab oranye tersebut.
Keti menyatakan, pihaknya sengaja tidak mengadakan puncak peringatan Hari Kartini di pendapa kecamatan. Apalagi, dalam setiap acara PKK, tempat penyelenggaraan selalu berganti-ganti dari desa satu ke desa lainnya. Misalnya, rapat PKK. Jadi, ibu-ibu PKK antardesa bisa lebih mengenal wilayah Tulangan. Mereka juga bisa saling belajar dari desa satu ke desa lain sekaligus silaturahmi rutin. ’’Itu desa-desa jadi lebih bangga waktu desa mereka dikunjungi,’’ papar Keti.
Kepala Desa Grinting Ahmad Fadhil menuturkan senang desanya bisa dijadikan tuan rumah lomba tingkat kecamatan. Dia berharap ada banyak kegiatan yang bisa berlangsung di desanya. ’’Kalau acara desa sendiri yang paling ramai itu khitanan masal setiap Zulhijah, pasti ramai banget. Sejak 1982 sampai sekarang selalu digelar setiap tahunnya,’’ ujarnya. (uzi/c15/dio)