Suka Nuansa Jawa, Cari Inspirasi dengan Ngemil
Rasa suka dengan kebaya membuat Fadilla Wahyono terus mengembangkannya. Dia tak ingin kebaya ketinggalan zaman. Fadilla Wahyono, Desainer Kebaya Berbakat
KECINTAAN Fadilla Wahyono terhadap dunia fashion sudah tidak diragukan. Dara 24 tahun tersebut sudah cukup lama mengenal fashion. Karena kecintaannya itulah, dia memantapkan diri terus menimba ilmu dari dunia tersebut. Apalagi, Dilla –sapaan akrabnya– mengaku suka dengan nuansa Jawa.
Alasan itulah yang membuat Dilla jatuh hati pada baju khas Jawa, yakni kebaya. Menurut Dilla, fashion bukan hanya baju, sepatu, tas, celana, dan sebagainya. Namun, yang lebih banyak dilihat setelah wajah adalah busana. Busana kebaya memiliki daya tarik dan ciri khas tersendiri. Salah satunya, dengan memakai kebaya, perempuan lebih terlihat anggun, halus, kalem, dan tentu sopan.
Kebaya berawal dari lingkup keraton yang biasa dipakai permaisuri ataupun selir raja. Gaya fashion kebaya dibuat sebagai sarana ekspresi sosial. ”Saya suka perempuan masa kini yang terlihat lebih anggun dan halus,” ucap Dilla.
Alasan itu jugalah yang ikut melatarbelakangi Dilla menekuni desain kebaya. Dia pun rajin mengembangkan desain kebaya yang dulu hanya didominasi para putri atau perempuan di lingkup kerajaan.
Dengan pengembangan desain tersebut, kebaya lebih berkembang dan bisa dipakai dalam berbagai acara. Demi mewujudkan impiannya mendesain kebaya yang berkualitas, Dilla gencar berburu brokat. Yakni jenis bahan yang kaya akan dekorasi, yang menyerupai tenun pada pembuatannya.
Brokat terbuat dari hasil bordiran bahan warna emas, sutra, dan perak. Biasanya menjadi pelapis bahan utama dalam pembuatan busana. Dilla berburu brokat sampai luar daerah. ”Tujuannya, kebaya lebih berkualitas dan nyaman dipakai,” tutur Dilla yang mendesain kebaya sejak 2015.
Pada 2017 Dilla memberanikan diri membuat galeri sendiri. Ternyata, respons masyarakat cukup bagus. Banyak peminat kebaya karya Dilla yang memakainya untuk berbagai acara. Misalnya pernikahan dan wisuda. Agar para pelanggan lebih puas, banyak hal yang harus diperhatikan. Beberapa di antaranya adalah bahan, motif, warna, dan payet.
Untuk mendesain kebaya, Dilla memiliki cara unik. Selain harus memiliki mood yang baik, dia biasa mendesain sambil makan makanan ringan alias ngemil. ”Yang penting tidak lapar. Aku kurus, tapi doyan makan. Saat itulah dapat inspirasi,” jelas Dilla yang belajar mendesain secara otodidak.
Hingga saat ini Dilla terus menambah koleksi. Ada setidaknya sepuluh koleksi kebaya yang sudah siap. Dalam waktu dekat, ada upload sepuluh desain lainnya. (*/din/c9/diq)