Risma Pamer Keamanan Taman hingga Kampung Lingkungan
Surabaya kembali mendapat kunjungan dari berbagai negara. Kemarin (19/4) yang datang adalah 50 perwira Atase Pertahanan (Athan) dari 20 negara sahabat.
PARA tamu tersebut diterima Wali Ko ta Tri Rismaharini, Sekkota Hendro Gu nawan, Kapolrestabes Surabaya Kom bespol Muhammad Iqbal, Direktur Ker ja Sama Internasional Kementerian Per tahanan Rizarius Eko H. S., jajaran Dan dim, serta para pejabat lain.
Dalam pertemuan di ruang rapat wali kota, Risma memaparkan kemajuan yang berhasil dicapai Pemkot Surabaya. Menurut dia, Surabaya merupakan salah satu kota teraman di Indonesia. ’’Ibu-ibu kalau jalan malam-malam pasti aman,’’ ujar Risma.
Kemajuan Surabaya dalam hal keamanan memang harus diakui. Surabaya memiliki berbagai fasilitas untuk memastikan warganya merasa aman. Salah satunya, CCTV. Cakupan CCTV tidak hanya fokus pada sarana transportasi, melainkan juga objek vital kota seperti pasar, kampus, konjen, dan rumah pompa. ’’Tiap malam saya bisa pantau dari tablet saya. Sering kali saya hubungi lewat HT untuk nyalakan pompa. Saya lihat kondisinya lewat CCTV,’’ kata Risma.
Selain mengunggulkan sistem keamaman, Risma mempromosikan tata kota. Surabaya merupakan kota yang berbentuk horizontal development, bukan vertical development. ’’Surabaya ini terdiri atas banyak kampung. Jadi, pembangunannya horizontal development,’’ tuturnya.
Risma mencontohkan kampung lingkungan yang selalu menjaga kebersihan. Sampah-sampah dilarang dibuang sembarangan di sana. ’’Di sana (Kampung Lingkungan, Red) ada polisinya. Polisinya ya ibu-ibu itu yang menjaga lingkungan,’’ ungkapnya. Alumnus ITS tersebut juga membanggakan taman-taman kota yang dilengkapi sistem keamanan ekstra. Selain CCTV, petugas satpol PP selalu siaga menjaga taman.
Selain dari sisi keamanan, Risma menjelaskan berbagai upaya untuk memberdayakan ekonomi rakyat. Salah satunya, produk-produk UKM di Surabaya. Misalnya, Kampung Batik Bangunsari. ’’Dari kurang lebih 20 persen kemiskinan, sekarang tinggal 2 persen,’’ katanya.
Beberapa hal yang dilakukan adalah memberdayakan ibu rumah tangga sebagai engine ekonomi keluarga. Ibu rumah tangga dibina untuk membuat produk. ’’ Ibu- ibu itu membuat produknya, kami yang menjual,’’ papar kader PDIP tersebut.
Dari sisi sosial, Risma memaparkan berbagai langkah untuk mengatasi kemiskinan. Salah satunya, pembagian makanan setiap hari ke kaum duafa. ’’ Tiap hari kita berikan untuk lansia 16 ribu paket nasi, 6 ribu untuk anak yatim, dan 4 ribu untuk orang cacat,’’ ungkapnya.
Risma juga membentuk karang taruna tang gap bencana untuk menjadi relawan. Relawan tersebut merupakan kerja sama pemkot dengan TNI- Polri. ’’ Ba rusan satu minggu dari Ponorogo. Pernah ke Mataram dan Banda Aceh waktu terjadi gempa di sana,’’ ujarnya.
Langkah untuk memajukan Surabaya mendapat pengakuan dari para delegasi. Robert Plath, misalnya. Dia mengakui kemajuan teknologi Surabaya. ’’Surabaya sangat bagus. Kita belajar banyak dari sini,’’ papar perwira asal Australia tersebut.
Tanggapan serupa dilontarkan Assistant Defence Atache Singapura Tony Ong Boon Teck. Dia berpendapat, sistem pertahanan Surabaya bisa dijadikan contoh. Faktor sejarah membuat banyak hal yang bisa dipelajari. (*/c15/oni)