Sering Sidang Nonstop, Mayoritas Hakim Punya Kolesterol Tinggi
Frekuensi sidang di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya cukup tinggi. Dalam sehari, PN bisa mengadakan sidang hingga 80 kali. Kondisi itu membuat hakim dan pegawai sering menghabiskan waktu seharian di ruang sidang. Mereka pun rentan terserang penyakit.
’’SAYA diminta mengurangi makanan berlemak,” ujar Pesta P.H. Sitorus, hakim PN Surabaya. Ucapan itu keluar setelah dia mengikuti tes kesehatan di ruang medis PN Surabaya kemarin pagi (19/4). Selain menjaga makanan, hakim 55 tahun tersebut diminta giat berolahraga. Dia memaklumi jika hasil tes kesehatannya menunjukkan sejumlah poin negatif. Sebab, dia sering tidak tertib makan. Tugasnya sangat banyak. Menumpuk. Kakek satu cucu itu harus bersidang dari pagi hingga sore. Bahkan, terkadang mengorbankan waktu makan siang. ’’Malah, biasanya nggak sempat makan,” katanya.
Hakim asal Medan tersebut merasa terbantu dengan program tes kesehatan itu. Dia tak harus meninggalkan pekerjaan karena dokter datang ke kantornya. ’’Saya bersyukur. Ini sangat membantu,” ucapnya.
Humas PN Surabaya Sigit Sutriono menyatakan, program tersebut sebenarnya merupakan standar layanan lembaganya. Sebelumnya, kegiatan serupa dilakukan, tapi vakum cukup lama. Tes kesehatan kemarin menjadi yang pertama setelah sekian lama tidak diadakan.
PN Surabaya menggandeng dinas kesehatan (dinkes) untuk menyediakan segala keperluan tes kesehatan. Mulai dokter, perawat, hingga obatobatan ringan. Selain itu, ada alat untuk memeriksa tekanan darah hingga timbangan multifungsi.
Senada dengan Pesta, Sigit menuturkan bahwa tujuan utama kegiatan tersebut adalah menunjang kinerja. Bukan hanya hakim, tetapi juga seluruh pegawai PN Surabaya. ’’Ini sekaligus jadi momentum untuk memberikan layanan yang lebih baik,” ujar Sigit.
Dia melanjutkan, wajar jika mayoritas pegawai tidak memperoleh hasil yang memuaskan. Selain umur yang tak lagi muda, beban kerja mereka cukup berat. Hasil tes itu bisa menjadi acuan agar para pegawai menjaga kesehatan, terutama terkait pola makan. ’’Ini untuk jagajaga. Biar tidak makin sembrono dan mengganggu kinerja,” terangnya.
Kegiatan tersebut akan dilaksanakan sebulan sekali. Tepatnya pukul 10.00–13.00. Setiap pegawai yang punya waktu luang dapat mengikuti tes itu. ’’Kegiatan ini memang untuk internal saja, pengunjung tak bisa turut serta,” tutur Sigit.
Di sisi lain, dr Febria Sukmaini menjelaskan, program tersebut dinamakan pos pembinaan terpadu (posbindu) karena mengedepankan pembinaan. Terutama terkait gaya hidup. ’’Setelah pemaparan hasil tes, kami hanya bersifat menyarankan,” ucap perempuan 37 tahun itu.
Dia juga mengutamakan penanganan penyakit yang tidak menular. Khususnya penyakit yang menyerang metabolisme tubuh. Sebab, akhirakhir ini, penyakit jenis tersebut menjangkiti para pekerja. Pemeriksaan meliputi berat TUNJANG KINERJA: Pesta (kiri) menjalani tes kesehatan didampingi petugas Puskesmas Sawahan Wahyu Marifatul Azizah di PN Surabaya kemarin (19/4). badan, lingkar perut, analisa lemak tubuh, dan pemeriksaan lab. ’’Kami juga masih menunggu alat yang lebih lengkap. Rencananya, bulan depan sudah dilengkapi dinkes,” jelas ibu tiga anak itu.
Perempuan yang berdinas di Puskesmas Sawahan tersebut mengakui, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa problem mayoritas pekerja di PN adalah lemak yang tinggi. Hal itu sangat mungkin dipicu penyakit bawaan atau gaya hidup yang tidak sehat. Ada pula yang mengalami gejala darah tinggi. ’’Kami sudah memberikan obat sementara agar tidak semakin parah,” ujarnya.
Ke depan, Sigit berharap para pegawai PN Surabaya lebih aktif untuk mengikuti tes kesehatan. Pihaknya juga akan menambah macam-macam tes. Tidak menutup kemungkinan nanti diadakan tes narkoba dengan menggandeng Badan Narkotika Nasional (BNN). Menurut dia, peredaran narkoba saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Setiap elemen punya kemungkinan untuk terjerumus ke dalamnya. Langkah ini juga merupakan komitmen pihaknya untuk menabuh genderang perang terhadap barang haram itu. “Kita buktikan bahwa kami bekerja secara profesional,” tegas Sigit. (*/c18/oni)