Easy Tilang buat Pelanggar
SIDOARJO – Beberapa pengendara yang melaju dari arah barat di Jalan Pahlawan kelabakan kemarin (19/4). Bahkan, ada yang memilih mengarahkan sepeda motornya ke dalam area Stadion Gelora Delta. Mereka berusaha menghindari razia lalu lintas yang sedang dilakukan polisi.
Operasi lalu lintas tersebut berjalan dua jam, pukul 10.00–12.00. Belasan petugas dari Satlantas Polresta Sidoarjo mengadakan razia di sisi selatan stadion
”Ini dalam rangka cipta kondisi dan kampanye Save Our Student,” ujar Kasubnit 1 Unit Turjawali Polresta Sidoarjo Ipda Abdul Cholil.
Dalam razia tersebut, petugas meminta pengendara menunjukkan kelengkapan surat-surat berkendara. Selain itu, petugas memeriksa barang bawaan yang dianggap mencurigakan. ”Untuk memastikan ketertiban berkendara dan keamanan di masyarakat,” terangnya.
Cholil menyatakan, ada 90 pengendara yang mendapat surat tilang. Nah, 15 di antaranya adalah pelajar yang masih berseragam sekolah. ”Mayoritas ditindak karena tidak mampu menunjukkan SIM (surat izin mengemudi, Red),” katanya.
Mantan Kanitlantas Polsek Balongbendo itu mengungkapkan, razia tersebut menerapkan sistem easy tilang. Para pelanggar yang mendapat penindakan tidak perlu menunggu persidangan untuk mengambil barang bukti yang disita petugas. ”Bayarnya bisa di bank. Lebih efisien, tidak perlu menunggu sidang,” terangnya.
Salah seorang pelajar yang terjaring razia kemarin adalah Rina. Siswa sekolah swasta di Krian itu mengaku hendak ke kantor PMI Sidoarjo. ”Sudah dapat izin dari sekolah, mau mengantar surat,” tutur warga Balongbendo tersebut.
Saat dicegat polisi, siswa yang masih berusia 16 tahun itu tidak bisa menunjukkan SIM. Maklum, usianya belum cukup untuk mengajukan permohonan pembuatan SIM. Dia pun langsung mendapat surat tilang. ”Naik sepeda motor biar cepat. Kalau naik angkutan umum, kelamaan di jalan,” ungkapnya.
Baur Tilang Polresta Sidoarjo Bripka Mochammad Zamroni menambahkan, temuan pelajar bermotor di sejumlah kawasan menunjukkan tren penurunan tiga hari belakangan. Sejak Senin (17/4) hingga kemarin, angka siswa yang terjaring razia menurun. Yakni, 401 siswa, 353 siswa, dan 243 siswa. Zamroni lega dengan fakta tersebut. Dia berharap kebiasaan membawa motor ke sekolah tidak ada lagi. Siswa harus sadar untuk menggunakan cara lain. Misalnya, antar jemput, membawa sepeda angin, atau naik angkutan umum.
”Jumlah yang terjaring masih banyak. Jadi, razia berkala harus tetap dilakukan agar ruang gerak pelajar yang masih bandel semakin terbatas,” katanya. (edi/c6/hud)