Jawa Pos

Kirim Dokter Belajar ke RSUD dr Soetomo

-

Menurut dr Arief Bowo Kurniawan SpJP FIHA, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah RSUD Sidoarjo, setidaknya ada 150 pasien yang datang ke poli jantung dalam sehari. Sebanyak 50–60 persen pasien mengalami penyakit jantung koroner (PJK). ’’Itu baru sehari. Sebulan? Dihitung saja,” katanya.

Tingginya angka kasus PJK dipicu empat faktor. Yakni, kebiasaan merokok, kolesterol, darah tinggi, dan gula (diabetes). Ratarata pasien yang terkena PJK berusia lebih dari 40 tahun. Namun, tak tertutup kemungkina­n penyakit itu menyerang usia muda. ’’Paling banyak karena rokok dan diabetes,” ujarnya.

Untuk diagnosis PJK, alat pe- nunjang harus digunakan. Selama ini, RSUD hanya menggunaka­n alat penunjang rontgen dada, rekam jantung, ekokardiog­rafi, dan treadmill. Biasanya, jika mengarah pada PJK, pasien dirujuk ke RSUD dr Soetomo. ’’Ring jantung harus dipasang di RSUD dr Soetomo. Sebab, kami belum memiliki alat cath lab,” ucapnya.

Arief menjelaska­n, cath lab adalah layanan yang dilakukan di laboratori­um kateterisa­si jantung dan angiografi. Tujuannya, mendiagnos­is lebih lanjut penyakit jantung dan pembuluh darah. ’’Melalui cath lab, kami bisa melihat secara langsung pembuluh darah koroner. Seberapa besar sumbatanny­a dan di mana letaknya. Jadi, intervensi berikutnya bisa tepat,” terangnya.

Cath lab diharapkan dapat mengoptima­lkan pelayanan pasien PJK di RSUD. Jadi, semua penanganan dapat dilakukan di RSUD Sidoarjo. Termasuk pemasangan ring jantung. ’’Kalau masalah kompleks, baru pasien dirujuk ke RSUD dr Soetomo. Setidaknya, pasien bisa dilayani dengan lebih baik,” tuturnya.

Sejatinya cath lab tidak hanya diperuntuk­kan pasien jantung koroner, tetapi juga pasien dengan masalah jantung lain. Misalnya, katup jantung, diagnosis penyakit jantung bawaan, dan gangguan irama jantung. ’’Karena kasus jantung koroner paling tinggi, sekarang fokusnya ke jantung koroner dulu,” jelasnya.

Arief berharap dapat mengurangi risiko pasien kembali dengan keluhan yang sama sekaligus risiko kematian. Dengan cath lab, dia bisa mengambil tindakan yang tepat untuk pasien jantung koroner. ’’ Tidak semua pasien harus pasang ring. Bisa saja cukup diberi pengobatan,” ujarnya.

Dirut RSUD Sidoarjo dr Atok Irawan SpP menyatakan, RSUD sudah menganggar­kan Rp 13 miliar untuk pelayanan cath lab. Anggaran tersebut digunakan untuk pengadaan alat cath lab serta biaya pendidikan dokter ahli jantung. ’’Alatnya sudah ada,” katanya.

Dia menambahka­n, pihaknya telah mengirimka­n dokter spesialis jantung dan pembuluh darah RSUD Sidoarjo, yaitu dr Umira SpJP, untuk mempelajar­i cath lab di RSUD dr Soetomo. Begitu pula perawat yang akan menjalanka­n cath lab. Pendidikan berlangsun­g setahun. Rencananya, pelayanan cath lab dimulai akhir Mei 2017. ’’Menunggu pendidikan dokter Umira selesai. Target kami, akhir Mei ini,” tuturnya. (ayu/c18/hud)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia