Petakan Potensi Murid
Manusia terbaik adalah yang bermanfaat bagi yang lain. Itulah yang mendasari tiga kepala sekolah ini untuk menjadi motivator. Mereka memberikan motivasi sekaligus menyebarkan ilmu di sela-sela kesibukan mengelola sekolah masing-masing.
SETELAH mendampingi anak didiknya mengikuti ujian sekolah berstandar nasional (USBN) hari pertama pada Senin (17/4), Kepala SMP Al Falah Assalam Herry Supriyanto tidak langsung pulang. Suami Haeni Indah Rakhmawati itu terlihat sibuk merapikan meja kerjanya. Dia tampak merapikan sejumlah berkas. Dari tumpukan buku dan kertas tersebut, ada sebendel kertas yang ditunjukkan kepada Jawa Pos. Totalnya adalah sepuluh halaman.
Selain berisi identitas lengkapnya, sepuluh lembar kertas itu ternyata berisi catatan perjalanan Herry selama menjadi motivator. Tertulis pengalaman pertama saat menjadi motivator hingga pengalaman terakhir. Tercatat, kali pertama dia memberikan pelatihan komputer berbasis Windows 98 bagi guru dan karyawan SD Citra Kartini Yayasan Al Muslim Waru pada 2000. Pada 2003, dia diminta memberikan pelatihan sains kepada guru-guru SD dan MI se-Kabupaten Magetan di MI Islamiah.
Terakhir, pada 24 Februari sampai 1 Maret 2017, dia menjadi narasumber dalam diklat kepala sekolah I angkatan XIX dengan materi Kepala Sekolah sebagai
Manajer dan Administrator di Hotel Amaris Surabaya. Selain tiga catatan pengalamannya itu, masih ada puluhan lainnya. Sebab, Herry memang sudah puluhan kali menjadi motivator hingga ke pelosok negeri.
Tidak hanya itu, dokumentasi selama menjadi motivator juga lengkap dan tersimpan rapi dalam file di laptop. Mulai foto ketika ngomong di depan umum hingga foto sejumlah peserta. ”Sebab, fotofoto tersebut jadi bahan saya saat memberi motivasi,” ucapnya.
Laptop Herry juga penuh dengan video-video motivator kondang. Mulai Tung Desem Waringin, Andri Wongso, Ary Ginanjar, hingga AA Gym. Cara berkomunikasi dan kisah sukses mereka jadi ilmu baru bagi Herry. ”Saya menjadi motivator ini otodidak. Ya, belajar dari banyak sumber seperti kisah mereka dan tidak membatasi sumber mana pun,” tuturnya.
Selain itu, pengalaman sendiri bisa jadi bahan saat memberikan motivasi. Sebab, lanjut dia, kunci penting untuk bisa memotivasi adalah menyampaikan apa yang sudah dilakukan. ”Saya spesialis menyam paikan tentang manajerial dan administrasi sekolah,” terangnya.
Pengalaman menjadi kepala sekolah sejak 2005 menjadi modalnya. Misalnya, memperlakukan setiap murid secara berbeda, sesuai dengan kecenderungan cara belajar. ”Kami petakan lebih dulu kecenderungan murid. Misalnya, ada yang cenderung suka belajar dengan cara audiovisual. Artinya, kami didik secara audiovisual. Kami tunjukkan bukti kesuksesan dari pengalaman kepada audiens,” paparnya.
Dengan begitu, dia tidak hanya menyampaikan secara teoretis. Jadi, audiens akan lebih mudah percaya dan mau melakukan sesuai yang disampaikan. ( firma zuhdi al fauzi/c16/dio)