Ikhlas dan Profesional
’’JADI motivator itu harus ikhlas dan profesional,’’ ucap Kepala SMPN 3 Sidoarjo Muflich Hasyim mengawali percakapan di ruang kerjanya kemarin (19/4). Yang dimaksud ikhlas, lanjut Muflich, rela berbagi ilmu tanpa mengharapkan apa pun. Niatnya tulus berbagi. ’’Jangan sampai ada pikiran nanti honornya berapa, pikiran ingin mendapat pujian, dan pikiran ingin dibangga-banggakan,’’ ujarnya.
Adapun profesional adalah menyampaikan ilmu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. ’’Saya biasanya menyampaikan motivasi dan pelatihan tentang bagaimana manajemen sekolah sehat dan sekolah inklusi karena memang itu yang saya kuasai,’’ tuturnya.
Muflich bercerita, pada 2011, saat dirinya masih menjabat kepala SMPN 4 Sidoarjo, sekolah yang dipimpin berhasil menyabet juara Lomba Lingkungan Sekolah Sehat (LLSS) tingkat kecamatan. Prestasi itu berlanjut hingga SMPN 4 menjadi wakil Jawa Timur. ’’Saat bersaing di tingkat nasional pada 2014 berhasil menang kategori best performance,’’ kata bapak dua anak itu.
Pada 2011 SMPN 4 mulai banyak menerima siswa inklusi. Bahkan, SMPN 4 menjadi sekolah rujukan untuk sekolah inklusi tingkat Jawa Timur. ’’Pada 2014 saya mendapatkan Inclusive Education Award dari Mendikbud. Salah satu penghargaan yang diberikan kepada kepala sekolah yang berkomitmen pada pendidikan inklusif di Indonesia,’’ katanya.
Kemudian, SMPN 4 pada 2015 mendapat predikat sebagai sekolah berintegritas tingkat nasional. ’’Jadi, dua kali saya diundang ke Istana Negara karena menang LLSS dan mendapat penghargaan sekolah berintegritas,’’ ucapnya.
Pengalamannya membawa sekolah berprestasi tingkat nasional kerap dibagikan kepada audiensnya. ’’Jangan sampai jadi jarkoni, iso ujar gak iso nglakoni,’’ ungkapnya yang disusul tawa.
Pria yang pernah mendapat penghargaan sebagai kepala sekolah berprestasi tingkat Kabupaten Sidoarjo dan Provinsi Jatim pada 2013 itu juga berupaya menerapkan hal-hal postif kepada dirinya sendiri sebelum meminta kepada orang lain saat di sekolah. Contohnya, memotivasi guru dan murid untuk datang tepat waktu ke sekolah. Dia pun harus melakukannya lebih dulu. Menurut dia, itulah yang membedakan antara mengajak dan menyuruh. (uzi/c15/dio)