Pilih Rental Kenalan agar Lebih Murah
Untuk komputer klien, sekolah harus mengeluarkan dana Rp 500 ribu per unit. Lalu, untuk dua komputer server, sekolah harus mengeluarkan biaya Rp 1,6 juta.
Untuk menutup biaya penyewaan komputer tersebut, sekolah terpaksa menarik biaya dari orang tua. Setiap siswa dikenai biaya Rp 250 ribu. Agar pembiayaan tersebut tidak terlalu membebani, pembayaran bisa dilakukan dengan sistem mencicil. ”Hingga kini masih banyak yang belum lunas. Maklum, di sekolah kami, mayoritas siswa berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah,” jelasnya.
Ismi menambahkan, penyewaan komputer tersebut akan berlangsung hingga pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) pada Mei. Sekolah sudah mendapatkan izin dari pihak jasa rental untuk keperluan tersebut. ”Jadi, UNBK nanti, sekolah kami tak perlu bingung lagi,” jelasnya.
Kondisi belum tercukupinya jumlah komputer untuk USBN tersebut juga terjadi di SMP Jalan Jawa. Bahkan, di sekolah itu seluruh komputer klien adalah komputer sewaan. Jumlahnya 32 unit. Keputusan menyewa tersebut dipilih sekolah lantaran keterbatasan jumlah komputer. ”Kami punya, tapi kondisinya kurang bagus. Agar tidak berisiko, kami putusan untuk menyewa,” jelas Kepala SMP Jalan Jawa Rudi Nurrochjadi.
Ditanya soal dana yang dikeluarkan sekolah untuk menyewa komputer itu, Rudi enggan menjawab. Namun, dia memastikan harga sewa komputer tersebut murah. Sebab, dia menyewa di rental kenalan. Sekolah telah menyewa komputer itu sejak November tahun lalu.
Jumlah siswa yang mengikuti ujian di SMP Jalan Jawa mencapai 92. Agar seluruh siswa tertampung, sekolah menyelenggarakan ujian tiga sesi. ”Peminjaman komputer ini kami lakukan agar sekolah tidak menumpang ujian di sekolah lain,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, ang- gota DPRD Komisi D Kota Surabaya Reni Astuti menanyakan, apakah sekolah itu telah melaporkan kekurangan sarpras tersebut ke Dispendik Kota Surabaya. ”Apakah mereka sudah melapor?” ucapnya kepada Jawa Pos. Sebab, pelaksanaan ujian berbasis komputer di Surabaya telah dilakukan selama dua tahun terakhir.
Untuk mengatasi kekurangan itu, sebenarnya sekolah bisa me ng ajukan peminjaman komputer pada dispendik. Tahun ini Pemkot Surabaya telah menganggarkan Rp 26,5 miliar untuk keperluan pembelian komputer dan server. Dengan jumlah komputer mencapai 3 ribu unit.
Meski begitu, Reni menyampaikan, kebutuhan tersebut me mang digunakan untuk sekolah negeri. Sedangkan untuk swasta memang tidak disebutkan. Namun, sekolah swasta tetap bisa menikmati bantuan tersebut dengan sistem pinjam. Caranya, mengirimkan surat ke Dispendik Kota Surabaya. (elo/c10/git)